Bahaya, Jangan Pasang Sembarangan 10 Aksesori Ini di Mobil!

Foto: Istimewa

AFTERMARKETPLUS.id – Aksesori kerap menjadi kebutuhan pemilik mobil saat ini. Tapi jangan sembarangan pilih aksesori bro, terutama untuk 10 jenis di bawah ini. Bahaya bro!

1. Boneka

Biasanya pemilik mobil wanita suka untuk menyimpan boneka di kendaraannya. Dari sisi bahan, jelas boneka bukan sesuatu yang berbahaya, tapi bila berlebihan dan salah menempatkan, bisa berbahaya.

Misalnya dengan meletakkan boneka di dasbor atau kaca belakang mobil, otomatis daya pandang pengemudi akan berkurang akibat terhalang boneka.

Apalagi bila ditempatkan di dasbor, warna terang akan memantul di kaca sehingga mata pengemudi akan lebih cepat lelah akibat memerlukan tingkat konsentrasi yang lebih tinggi.

Belum lagi jika boneka tersebut jatuh saat mobil melakukan manuver. Apesnya, fokus elo ke jalan teralihkan ke boneka yang jatuh tersebut. Tahu risikonya kan?

2. Parfum Gantung

Tujuan utamanya jelas untuk membuat kabin beraroma wangi. Tapi jika memilih model parfum gantung, sebaiknya nggak ditempatkan di spion tengah.

Sebab, posisinya akan mengurangi visibilitas pengemudi terutama saat bermanuver ke arah kiri. Bahaya kan jika ada objek yang terhalang oleh parfum gantung ini.

3. Car Phone Holder (Dudukan HP)

Kebutuhan gadget saat ini begitu tinggi. Wajar jika dudukan HP di mobil sangat diminati.

Ketimbang menaruh hape di bangku atau konsol terbuka yang dapat berpindah tempat saat mobil bermanuver, tentu penggunaan car phone holder akan lebih aman.

Masalahnya adalah posisi penempatannya. Pastikan dudukan HP nggak menghalangi visibilitas pengemudi. Dan jangan main hape pas nyetir ya bro.

4. Bohlam Lampu

Nah ini merupakan komponen yang sering diganti biar mobil terlihat beda. Nggak hanya lampu utama, sein dan stoplamp pun juga sering diganti kan bro? Nggak usah bohong ya.

Pertama, lampu di mobil berfungsi sebagai alat komunikasi dengan orang di sekitar.

Semua orang pasti paham kalo ada lampu berkedip warna kuning di satu sisi, artinya mobil akan berbelok atau saat stoplamp berwarna merah menyala, menandakan mobil dalam kondisi mengurangi kecepatan, dan lainnya.

Kebayang kan jika panduan ini diubah oleh pemilik mobil. Orang sekitar atau pengendara lain perlu berpikir dulu sebelum merespons mobil yang elo bawa.

Misalnya, mengganti bohlam rem dengan jenis berkedip ala F1 atau mengganti lampu sein dengan warna putih.

Nggak sedikit juga mengadopsi bohlam HID di headlamp khusus Halogen, kebayang kan kalo pendaran cahayanya jadi nggak fokus sehingga bikin silau orang sekitar.

Artinya, elo sudah membuat komunikasi jadi nggak lancar dengan pengendara lain dan orang sekitar.

5. Headunit Monitor

Tren headunit mobil saat ini sudah mengadopsi monitor. Selain terlihat keren, monitor membuat beragam fitur dapat disematkan, seperti kamera parkir, touch screen dan lainnya.

Tapi kondisi ini akan berbahaya ketika pengemudi membagi konsentrasinya saat mengemudi untuk sekadar curi-curi pandang ketika memutar DVD player.

Atau terang cahaya yang dihasilkan ketika berkendara malam akan membuat mata pengemudi lebih cepat lelah sehingga menurunkan tingkat konsentrasinya.

Artinya, elo perlu bijak saat pakai headunit monitor ini.

6. Bullbar (Pelindung Bumper)

Komponen ini kerap digunakan pada mobil off road. Tujuannya jelas, untuk meminimalkan kerusakan mobil saat terjadi benturan dengan pohon atau batu.

(BACA JUGA: Toyota Avanza Bawa Tujuh Penumpang Tabrakan Dengan Bus, Inilah Tips Berkendara Dengan Muatan Penuh)

Tapi apa jadinya ketika bullbar diterapkan di mobil harian?

Sayang bodi mobil sih boleh aja bro, tapi pikirin juga keselamatan orang sekitar. Engineer mobil berusaha bikin pedestrian safety, jadi nggak ‘safe’ dong kalo ditambahin bullbar.

Belum lagi untuk keselamatan pengemudi itu sendiri saat terjadi benturan sangat keras.

Dengan bullbar, membuat sasis menjadi lebih rigid (kaku), otomatis peran crumple zone akan tereduksi sehingga gaya G (G-force) yang dihasilkan akan semakin besar dan rentan membuat terjadinya cidera dalam.

Plus, mobil elo makin berat bro.

7. Forklift Knob (Alat Bantu di Setir)

Aksesori ini sering digunakan untuk membantu putaran setir agar lebih cepat ketika mobil hendak parkir. Dalam kondisi ini memang sangat membantu, apalagi mobil sekarang telah dilengkapi dengan power steering.

Tapi, mobil elo kan nggak buat parkir doang. Mengemudi di jalan raya pasti dilakoni. Nah saat inilah forklift knob menjadi sangat berbahaya.

Dengan bertumpuan pada satu titik, otomatis respons tangan akan menjadi sangat lambat ketika kondisi darurat terjadi.

Lantaran tangan yang memegang setir hanya satu saja. Belum lagi ketika perlu meng-conter setir saat diperlukan, jelas gerakan tangan menjadi terganggu dengan hadirnya forklift knob.

8. Kaca Film Terlalu Gelap

Lapisan film di kaca ini sudah menjadi standar mobil di Indonesia. Tapi nggak sedikit pemilik mobil yang menggantinya dengan tingkat kegelapan yang melebihi rekomendasi produsen.

Alasannya lebih kepada keamanan terhadap tindak kejahatan akibat interior mobil terekspos.

Lagi-lagi visibilitas menjadi bumerang terhadap kondisi ini. Dengan kaca film yang gelap, membuat daya pandang pengemudi akan menurun, terutama saat malam dan hujan deras.

Solusinya, kombinasikan tingkat kegelapan, seperti penerapan tingkat kegelapan minim di area depan dan gelap di area belakang.

9. Audio System Berlebih

Demi membuat suasana tetap santai saat di kemacetan, audio system yang ciamik dapat mereduksi emosi pengendara.

Tapi jika demi mencapai kualitas suara terbaik, tidak sedikit penggemar audio system yang menempatkan speaker di pilar A.

Posisi ini jelas menambah area blindspot di mobil. Visibilitas pengemudi kembali terbatas akibat terhalang speaker sehingga akan mengganggu saat bermanuver.

Memang pilar A menjadi salah satu posisi menempatkan speaker yang paling baik di mobil. Tapi tetap perhatikan kaidah safety.

Termasuk pula menjejalkan banyak perangkat di bagasi yang malah menghalangi pandangan elo ke belakang. Atur supaya tetap sesuai aturan safety ya bro.

10. Pedal Racing

Gaya racing tetap menjadi tren hingga sekarang. Salah satunya adalah menyematkan pedal racing di besutan harian.

Keren? Iya. Sporty? Iya. Tapi aman nggak? Belum tentu lho bro.
Pasalnya, pedal racing kerap memiliki ukuran yang besar. Kondisi ini jelas diperlukan dalam ajang balap untuk mengontrol pedal.

Tapi mobil modern kerap memiliki desain terbatas sehingga saat dipasang pedal berukuran besar, gerak operasionalnya menjadi terbatas.

Kondisi ini jelas berbahaya di kondisi harian.

[Dhany Ekasaputra]

About Dhany Ekasaputra 284 Articles
Experience 1. Racing Driver (1999-2002) 2. Testing Driver, e.g : Lamborghini Aventador, Lamborghini Gallardo, Lotus Elise, Nissan GT-R, Nissan Juke R, McLaren 650 S, etc (2001-2015) 3. Journalist Otosport (2001-2003) 4. Journalist Auto Bild Indonesia (2003-2009) 5. Technical Editor Auto Bild Indonesia (2009-2015) 6. Instructor Safety Institute Indonesia (2014-2016) 7. Operational Manager PT OtoMontir Kreasi Indonesia (2015-2017) 8. Managing Editor aftermarketplus.id (2017- )