Kenali Karakter Supercar Sebelum Berkendara dengan Kecepatan Tinggi

Dhany Ekasaputra | 05 Apr 2020

Full Width Image

AFTERMARKETPLUS.id - Kabar duka Wakil Ketua Jaksa Agung - Dr Arminsyah - yang mengalami kecelakaan tunggal dengan Nissan GT-R, kembali mengingatkan perlunya kedewasaan pengendara saat berada di balik kemudi mobil bergenre supercar.

Banyak kasus kecelakaan terjadi ketika berada di balik kemudi supercar seperti yang terjadi pada November 2015, sebuah Lamborghini Gallardo yang menabrak sebuah warung di Surabaya atau Lamborghini Aventador di tol Sragen pada 2018 bahkan Porsche 911 dan lainnya. 

Kenapa hal ini bisa terjadi?

Sesuai namanya, supercar tentu merupakan sebuah mobil berkekuatan super sehingga perlu sebuah keahlian dalam mengendarainya.

Kita bisa lihat dari spesifikasi mesin yang diusungnya, gak bisa dibilang sembarangan dan rata-rata di atas 500 hp. Seperti Lamborghini Gallardo memiliki tenaga hingga 540 hp, Nissan GT-R 550 hp bahkan Lambo Aventador hingga 740 hp. 

Kebayang kan? Bagaimana brutalnya mobil ini jika tidak dikendarai dengan benar dan rasa tanggung jawab saat di jalan raya.

Apalagi mobil ini dirancang dengan tingkat kestabilan yang tinggi. Artinya, saat Anda melaju dengan kecepatan 100 km/jam, mobil ini terasa sangat stabil, sehingga seakan-akan Anda sedang mengendarai Toyota Avanza di kecepatan 40-50 km/jam. 

Untuk itulah, saat berada di balik kemudi, Anda wajib mengenal seluruh fitur penting di mobil tersebut terutama kontrol kestabilan seperti Traction, Stability Control dan lainnya.

Pastikan tidak dalam kondisi OFF agar dapat membantu kontrol kendaraan saat ban kehilangan daya cengkeramnya - meski seluruh teknologi ini pun tetap memiliki batas kerjanya.

Begitu pun dengan mode berkendara. Sesuaikan peruntukannya disetiap kondisi jalan, sehingga memastikan Anda tidak menggunakan Mode Berkendara Race atau Track yang akan mematikan semua fitur keselamatan aktif berkendara. Mode ini hanya boleh digunakan saat berada dalam sirkuit dengan tingkat keamanan terbaiknya. 

Bahkan mode berkendara Sport pun perlu dipikir ulang jika berkendara dalam kondisi hujan atau jalan basah, lantaran perpindahan gigi dilakukan dengan putaran mesin yang lebih tinggi dan injakan pedal gas akan merespon lebih cepat dari mode Standar.

Lalu Kenapa Lamborghini paling sering mengalami kecelakaan?

Hal ini dikarenakan suara mesin dan knalpot yang dihasilkan dari supercar ini. Deruman Lambo akan secara otomatis memacu andrenalin dari siapa pun yang mendengarnya, apalagi ketika berada di balik kemudi. 

Andrenalin yang tidak dibarengi dengan skill mengemudi inilah yang menjadi faktor utama dari mayoritas kecelakaan supercar ini. 

Apalagi jika penulis bandingkan, memang perlu diakui bahwa Lambo merupakan supercar yang cukup sulit dikendalikan lantaran power to weight ratio yang sangat baik. Maksudnya, berat kendaraan dibuat seringan mungkin - bahkan sasis kerap mengadopsi dengan serat karbon - dipadu mesin bertenaga besar. 

Jika dikembalikan dengan Nissan GT-R yang dikemudikan alm. Arminsyah ini, supercar Nissan ini sebenarnya menjadi salah satu yang termudah dikendalikan dari beberapa supercar yang banyak beredar di Indonesia. 

Apalagi alm. Arminsyah ini pernah aktif di dunia balap seperti yang diberitakan oleh mobilinanews.com. sehingga secara otomatis kemampuan mengemudinya sudah berada di atas pengemudi awam tentunya. 

Kemungkinan terburuk adalah, alm mengendarai dengan kecepatan sangat tinggi sehingga beragam fitur kontrol keselamatan sudah tak mampu lagi menghandelnya. Tapi semua itu perlu penyelidikan lebih dalam.

Tapi apa pun itu, tidak ada salahnya saat Anda berada di balik kemudi mobi-mobil super ini, perlu sebuah kedewasaan dalam mengendarainya.

[Dhany Ekasaputra]

#Lamborghini #Mobil Supercar #Supercar #Nissan GT-R

...
Author : Dhany Ekasaputra > 306 Articles

Dhany Ekasaputra merupakan lulusan jurusan Teknik Mesin Universitas Pancasila yang memulai karir dibidang otomotif sejak;
- 1997 : Komunitas Balap KE System
- 1999 : Balap Turing dan Drag Race
- 2001 : Wartawan Tabloid Otosport
- 2003 : Wartawan Auto Bild Indonesia
- 2007 : PIC Auto Bild Indonesia Award
- 2009 : Editor Teknik Auto Bild Indonesia
- 2015 : Safety Driving Institute Otomotif Group
- 2016 : Manager Otomontir Kompas Gramedia
- 2018 : Redaktur Pelaksana Aftermarketplus.id

Comment (0)

List Comment

No Comment