AFTERMARKETPLUS.id – Ganti kem high performance menjadi salah satu cara untuk meningkatkan performa mesin. Tapi tahukah Anda bahwa rasio kompresi akan turun saat ganti kem high performance?
Sebelum membahasnya, elo perlu tahu bahwa rasio kompresi terbagi menjadi dua; rasio kompresi statis dan rasio kompresi dinamis. Perhitungan simpelnya, volume ruang bakar + volume silinder berbanding dengan volume ruang bakar.
Rasio kompresi statis itu kerap Anda temui di data spesifikasi pada brosur kendaraan. Seperti Yamaha Nmax yang memiliki rasio kompresi statis 10,5:1 atau dengan angka 13:1.
Sedangkan rasio kompresi dinamis itu merupakan rasio yang perhitungan dimulai saat seluruh katup sudah tertutup ketika langkah kompresi.
Contoh kasusnya, saat kem mesin masih dalam kondisi standar, semisal katup masuk baru menutup di angka 34° setelah Titik Mati Bawah (TMB) alias piston mulai kembali bergerak ke atas, tentu akan berbeda bila katup baru menutup di angka 50° ketika menggunakan kem high performance – dimana posisi piston lebih mendekati Titik Mati Atas (TMA).
Rasio Kompresi vs Kadar Oktan
Dengan jarak yang lebih pendek (kem high performance) sejak seluruh katup tertutup hingga piston berada di puncak (TMA), otomatis tekanan yang dihasilkan menjadi lebih rendah – ketimbang saat menggunakan kem standar.
Artinya, mengganti kem high performance membuat rasio kompresi dinamis menjadi turun. Efeknya, performa akselerasi motor atau mobil di putaran rendah dengan menggunakan kem berdurasi tinggi (high performance) akan lebih lamban.
Sebagai contoh kasus, Yamaha Nmax yang mengusung rasio kompresi statis 10,5:1 dengan komposisi bore x stroke (58 x 58.7 mm) memiliki volume silinder 155 cc dan volume ruang bakar adalah 16,3 cc.
Andai mengadopsi kem standar di dengan durasi 208° di katup masuk dan memiliki waktu menutup katup masuk 24° setelah TMB, jika dikonversikan menjadi jarak adalah 7,828 mm.
Artinya piston telah bergerak menuju TMA sejauh 7,828 mm atau volume silinder setelah seluruh katup menutup menjadi 134,339 cc. Dengan kata lain, rasio kompresi dinamis berada diangka 9,2:1.
Lalu saat mengadopsi kem high performance dengan durasi 254° dan waktu menutup katup masuk di angka 50° setelah TMB. Maka otomatis rasio kompresi dinamis nya akan menurun menjadi 7,9:1 sehingga tekanan saat langkah kompresi pun turut menurun.
Ganti Kem, Ganti Bahan Bakar
Dengan tekanan yang lebih rendah, otomatis Anda tak perlu lagi bahan bakar dengan kadar oktan tinggi. Jikalau Anda tetap merasakan peningkatan performa, hal itu lebih disebabkan oleh Efisiensi Volumetric yang lebih baik.
Untuk itu, agar memperoleh hasil optimal saat mengganti kem berdurasi tinggi, maka Anda perlu penyesuaian kembali terhadap tekanan saat langkah kompresi alias perlu peningkatan rasio kompresi statis.
Dalam kondisi mesin standar, tekanan di dalam ruang bakar mencapai angka 8,8 – 13 bar. Semakin rendah tekanan, otomatis Anda hanya perlu bahan bakar dengan oktan rendah. Begitu pun sebaliknya.
Untuk mesin balap, tekanan bisa mencapai 20 bar. Wajar jika mesin balap perlu oktan hingga RON98 atau lebih tinggi lagi.
[Dhany Ekasaputra]