Michelin Bersama Hutama Karya Gelar Operasi Keselamatan Berkendara dan Pemeriksaan Ban

Foto: Istimewa

AFTERMARKETPLUS.id – Menjelang musim liburan Natal 2021 dan Tahun Baru 2022, Divisi Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol PT Hutama Karya berkolaborasi dengan Michelin Indonesia menggelar Operasi Keselamatan Berkendara dan Pemeriksaan Ban yang dilaksanakan di Rest Area KM215 Tol Trans Sumatra Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka), Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung.  

Kegiatan ini diselenggarakan selama dua hari pada Senin – Selasa, 20 – 21 Desember 2021 dan melibatkan lebih dari 250 pengguna jalan tol baik pengendara mobil penumpang, truk ringan, dan truk yang melintas di ruas tol Terpeka.

“Michelin sangat senang sekali dapat berkolaborasi dengan PT Hutama Karya Cabang Terpeka untuk mensosialisasikan aspek-aspek penting dari keselamatan berkendara terutama perawatan dan keamanan ban. Kami harapkan proses edukasi seperti ini dapat terus meningkatkan kesadaran para pengendara tentang keselamatan di jalan,” ujar Kartika Susanti, Head of Public Affairs and Press Relation Michelin Indonesia.     

Kepala Cabang Divisi Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol PT Hutama Karya Ruas Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka) Yoni Satyo Wisnuwardhono mengatakan dalam musim liburan kali ini tidak dilakukan penyekatan. Sehingga operator mengantisipasi peningkatan arus pengendara yang sangat signifikan melebihi tahun-tahun sebelumnya. Pada saat yang sama, data menunjukkan bahwa lebih dari 80% kecelakaan jalan disebabkan oleh faktor manusia, sisanya karena faktor kendaraan termasuk ban.  

Customer Engineering Support Michelin Indonesia Mochammad Fachrul Rozi mengatakan pengendara wajib memeriksa tekanan angin dan Kembangan ban secara rutin dan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh ketika akan melakukan perjalanan jarak jauh. Dalam kegiatan operasi kali ini, sebagian besar pengendara telah memiliki pengetahuan yang cukup baik tentang tekanan angin ideal serta ketebalan kembangan ban.    

“Tapi kami juga menemukan beberapa kondisi ban yang cukup membahayakan. Misalnya, ban sudah retak-retak di beberapa bagian karena umurnya sudah melebihi umur pakai semestinya namun tetap digunakan. Pada kondisi seperti ini kami sarankan kepada pengendara bahwa ban wajib diganti karena berbahaya. Ada juga temuan di mana ban bocor dan ditambal dengan tambalan cacing sehingga tekanan ban berkurang hingga 15psi tanpa disadari oleh pengendara. Ini juga berbahaya dan kami sarankan agar ditamal dengan proses yang benar atau dilakukan ganti ban,” ujar Rozi. 

[EYD]