Pembatasan Sosial Berskala Besar, Ini 5 Risiko Kendaraan Akibat Jarang Dipakai

Foto: Istimewa

AFTERMARKETPLUS.id – Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah memberikan dampak penurunan aktivitas yang cukup siginifikan. Mulai dari memusatkan seluruh kegiatan di rumah hingga membatasi diri untuk bertemu dengan orang lain.

Pada kondisi tersebut, kendaraan pun menjadi jarang digunakan. Tanpa pengecekan dan perawatan yang lebih rutin, kendaraan yang menganggur justru memiliki ‘penyakit’ baru pada komponen pentingnya.

Iwan Pranoto selaku SVP Communication, Event & Service Management Asuransi Astra mengatakan bahwa kendaraan yang mengalami kerusakan di rumah akibat ‘menganggur’ tidak bisa mendapatkan klaim asuransi karena masuk dalam klaim pengecualian.

“Mobil tentu bisa dicover selama tidak dalam pengecualian. Misalnya kecelakaan. Adapun yang tidak bisa dicover contohnya berkendara tanpa sim, melanggar lalu lintas hingga kelebihan kapasitas,” terang Iwan kepada aftermarketplus.id (17/04/2020)

Untuk mencegah kerusakan kendaraan, Iwan memberikan 5 risiko kendaraan yang dapat terjadi dan tips merawatnya di rumah.

1. Daya Listrik Aki Turun (Tekor)

Komponen kelistrikan khususnya aki akan terjadi penurunan daya listrik dengan sendirinya jika kendaraan lama tidak digunakan dan jarang dihidupkan. Penurunan daya tersebut tergantung pada kondisi umur dan kualitas aki. Sebab, semakin tua umur aki maka akan semakin mudah kehilangan daya simpan tenaga listrik.

Menurut Iwan, cara menghindarinya dengan menghidupkan mesin tanpa perlu menghidupkan system kelistrikan yang lain dengan durasi 10 hingga 15 menit. Namun, kendaraan perlu juga dijalankan sesekali untuk memaksimalkan pengisian daya listrik.

2. Tekanan Angin pada Ban Berkurang (Kempes)

Pernah merasakan tekanan ban berkurang (kempes) padahal kendaraan tidak dipakai?

Tekanan angin pada ban berkurang akibat parkir yang terlalu lama. Hal ini disebabkan pada bagian ban yang menapak langsung dengan aspal akan menjadi rata.

Iwan menyarankan agar kendaraan dapat dijalankan beberapa saat (maju-mundur) secara rutin. Hal tersebut bertujuan agar tekanan angin pada ban akan terdistribusikan secara merata dan tidak hanya tertumpu pada satu titik.

3. Bahan Bakar Mengendap

Dampak yang perlu diperhatikan khsusunya pada tanki yang berisi bahan bakar. Jika kendaraan tidak digunakan dalam waktu yang lama, maka akan terjadi pengembunan pada tangki dan bercampurnya air dan bahan bakar.

Pada kasus tersebut, menurut Iwan akan mengakibatkan karat pada tangki. Sedangkan pada bahan bakar terutama solar bio diesel dapat menyumbat bahan bakar.

Tipsnya, saat memanaskan mobil, cek indikator water separator dan filter bahan bakar pada meter cluster. Rajinlah untuk memeriksa dan mengganti filter bahan bakar secara rutin agar bensin yang dikirim untuk proses pembakaran akan tersaring dan bersih dari partikel kotoran dan karat.

4. Karat pada piringan cakram rem

Jika kendaraan terparkir lama di ruangan terbuka atau kerap terkena hujan, karat akan timbul pada piringan cakram mobil. Jika terus dibiarkan akan menyebabkan kurangnya performa rem dan menimbulkan bunyi saat mobil dipakai kembali. 

Perlunya mobil tetap dijalankan minimal sekali dalam seminggu. Menurut Iwan, karet pada piringan cakram pada umumnya akan hilang dengan sendirinya ketika mobil sudah dijalankan sejauh 3-5 meter akibat geserkan dari kampas rem.

 5. Kuman dan debu pada saluran AC

AC mobil yang jarang digunakan akan memiliki udara yang tidak bersikulasi, hal ini menyebabkan endapan debu dan kuman di seluruh bagian saluran AC yang berdampak pada kualitas udara di dalam kabin mobil.

Tipsnya, disarankan agar rutin memanaskan mesin mobil sambil menyalakan AC sekitar 5-10 menit minimal seminggu sekali. Ini bertujuan agar gas pendingin freon tidak mengendap dan membiarkan ada nya sirkulasi udara pada kabin mobil.

“Saran dari saya sebaiknya memang kita harus di rumah untuk mencegah penularan virus demi menjaga diri dan keluarga. Namun jangan lupa juga untuk tetap memperhatikan kendaraan agar selalu prima meski jarang dipakai,” papar Iwan.

[Sigita Akbar]