Dobrak Harga Pasaran, Kenapa Harga Mobil BYD Lebih Murah dari Kompetitor?

Sigit Akbar | 01 Aug 2025

Full Width Image

AFTERMARKETPLUS.id - Di tengah meningkatnya tren kendaraan listrik di Indonesia, satu merek yang berhasil mencuri perhatian dengan strategi harga agresif adalah BYD.

Merek asal Tiongkok ini tidak hanya mendominasi penjualan global, tetapi juga tampil meyakinkan di pasar Tanah Air dengan banderol harga yang lebih terjangkau dibandingkan banyak kompetitor.

Namun, pertanyaannya, bagaimana bisa mobil listrik BYD dijual lebih murah meski masih berstatus impor CBU?

Redaksi Aftermarketplus.id mencoba merangkum fakta-fakta dari berbagai sumber mengapa brand satu ini berhasil memberikan harga di bawah dari kompetitor.

Pertama dari strategi produksi terintegrasi secara vertikal. Tidak seperti banyak produsen otomotif lain yang mengandalkan rantai pasok eksternal, BYD justru memproduksi sendiri hampir seluruh komponen inti kendaraannya, termasuk baterai (Blade Battery), motor listrik, sistem kontrol, bahkan chip.

Hanya bagian seperti ban dan kaca yang masih didatangkan dari vendor luar. Pendekatan ini memungkinkan efisiensi biaya produksi dalam skala besar, sekaligus menjaga kualitas secara konsisten.

Selain itu, BYD merupakan pionir dalam pengembangan Blade Battery, teknologi baterai yang dikenal aman, tahan panas, dan memiliki daya tahan tinggi.

Menariknya, baterai ini juga dipasok ke merek otomotif lain, membuktikan kapabilitas BYD tidak hanya sebagai pembuat mobil, tetapi juga inovator teknologi kendaraan listrik.

Di Indonesia sendiri, harga kompetitif BYD juga ditopang oleh insentif dari pemerintah untuk kendaraan listrik impor. Meskipun belum memproduksi lokal, BYD telah menunjukkan komitmennya dengan rencana investasi besar untuk membangun pabrik EV di Indonesia senilai Rp16 triliun. Proyek ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2026 dan akan memperkuat ekosistem kendaraan listrik nasional.

Presiden Direktur BYD Motor Indonesia, Eagle Zhao, menjelaskan bahwa meskipun saat ini unit BYD yang dipasarkan masih berstatus CBU dari China, harga tetap bisa ditekan karena efisiensi dari sisi manufaktur dan skala produksi global yang masif.

Tak hanya itu, BYD juga dikenal berani menerapkan strategi harga agresif. Di pasar global, termasuk di Tiongkok, mereka berani memangkas harga dengan signifikan untuk merespon kompetisi.

Pendekatan serupa mulai terasa di Indonesia, menjadikan BYD sebagai alternatif EV yang tidak hanya canggih, tapi juga terjangkau untuk segmen yang lebih luas.

Dengan dukungan pemerintah, efisiensi produksi internal, serta teknologi yang telah terbukti, BYD menjadi contoh nyata bahwa kendaraan listrik berkualitas tidak harus mahal. Tak heran jika BYD kini dinobatkan sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia, sekaligus menjadi motor penggerak adopsi EV di Indonesia.

Luther T. Panjaitan, Head of PR & Government Relations BYD Indonesia dalam wawancara eksklusif dengan Aftermarketplus.id juga menjelaskan bahwa langkah-langkah membangun brand awareness BYD dan edukasi mobil listrik dinilai efektif membangun kepercayaan masyarakat terhadap BYD.

#Penjualan BYD #byd atto 1 #BYD Atto 3 #GIIAS 2025 #BYD M6 #penjualan mobil listrik

...
Author : Sigit Akbar > 276 Articles

Sigit Akbar seorang Jurnalis, Youtuber dan Automotive Enthusiast. Pernah berkarya di Tabloid Otomotif, Grup Kompas Gramedia tahun 2018. Kini aktif menjadi Youtuber di Rukun Indonesia (Rukun Podcast), Head of Pantau Digital dan menikmati perkembangan otomotif di Indonesia sebagai Senior Editor di aftermarketplus.id.

Comment (0)

List Comment

No Comment