AFTERMARKETPLUS.id – Budi Nur Mukmin, Chief Marketing Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengatakan bahwa harga murah tak menjamin mobil listrik jadi lebih laris. Menurut Budi hal ini terlihat dari total pemesanan All New Hyundai Kona Electric yang sudah mencapai 1.500 unit.
“Dari penjualan total Hyundai Kona Electric, justru 75-80% penjualannya merupakan varian termahalnya yakni, Signature Long Range,” ujar Budi saat kami temui di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (27/9).
Hyundai Kona Electric merupakan salah satu mobil listrik terbaru Hyundai di Indonesia. SUV (Sport Utility Vehicle) buatan produsen asal Korea Selatan itu diluncurkan pada Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024.
Mobil ini hadir dalam lima varian. Berikut pilihan dan harganya di wilayah DKI Jakarta:
1. Style Standard Range: Rp 499 juta
2. Prime Standard Range: Rp 515 juta
3. Prime Long Range: 560 juta
4. Signature Standard Range: Rp 575 juta
5. Signature Long Range: Rp 590 juta
Seperti yang disebut Budi, varian termahalnya yakni Signature Long Range menjadi tipe terlaris dengan komposisi sekitar 75-80% dari seluruh varian Hyundai Kona Electric yang terjual.
“Harga murah memang penting, tapi konsumen tidak hanya melihat harga saja dalam menentukan pilihan. Tidak hanya harganya, tetapi juga kualitas, kenyamanan, fitur yang dicari oleh konsumen Hyundai saat ini,” tutur Budi.
Saat ini Hyundai Kona Electric telah diproduksi oleh pabrik Hyundai di Indonesia dengan menggunakan baterai yang juga diproduksi lokal.
Baterai mobil listrik buatan produsen asal Korea Selatan itu dibuat di pabrik PT Hyundai LG Indonesia Green Power di Karawang, Jawa Barat yang belum lama ini diresmikan.
Penjualan mobil listrik memang sedang meningkat di Indonesia belakangan ini. Data dari Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia) penjualan mobil listrik menunjukan angka penjualan 5.312 unit.
Angka ini jauh lebih besar dibanding penjualan di bulan Juni (3.813 unit) dan Juli (4.328 unit).
“Sekarang tantangannya, bagaimana kita bisa memberikan pemahaman kepada konsumen Indonesia agar tidak perlu khawatir menggunakan mobil listrik. Bila mobil listrik sudah bisa diterima konsumen Indonesia, maka volume penjualan akan naik dengan sendirinya,” tutup Budi.
[MNR]