AFTERMARKETPLUS.id - BYD tampil memikat di ajang GIIAS 2025 dengan menampilkan sederet lini kendaraan listrik unggulannya.

Dari segmen compact seperti Dolphin hingga model flagship seperti Yangwang U9, Denza D9, hingga Atto 1. Kehadiran BYD mencerminkan pencapaian besar brand asal Tiongkok ini yang kini telah dinobatkan sebagai produsen mobil listrik terbesar di dunia.

Namun, tahukah sobat Aftermarketplus.id mengapa BYD bisa menjual mobil listrik terbanyak secara global?

Kesuksesan BYD tidak terjadi secara instan. Perjalanan mereka dimulai sejak tahun 1995 sebagai produsen baterai, lalu masuk ke industri otomotif pada awal 2000-an.

Pada 2022, BYD mengambil langkah besar dengan menghentikan produksi mobil berbahan bakar bensin dan berfokus sepenuhnya pada kendaraan energi baru (NEV) yang meliputi mobil listrik murni (BEV) dan plug-in hybrid (PHEV).

Bedasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, langkah strategis ini terbukti tepat. Sebab, sepanjang 2024 BYD mencatat penjualan NEV lebih dari 3 juta unit secara global. Bahkan, penjualan mobil listrik murni mereka pada kuartal IV 2024 berhasil melampaui Tesla.

Tak hanya mendominasi secara global, BYD juga mencatat pertumbuhan pesat di pasar Indonesia. Pada kuartal I 2025, BYD tercatat menyumbang lebih dari 50 persen penjualan mobil listrik di tanah air.

Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia mulai mempercayai BYD sebagai merek EV yang andal, baik dari sisi teknologi maupun layanan.

Keunggulan BYD terletak pada pendekatan produksi terintegrasi secara vertikal. Mereka memproduksi sendiri komponen vital seperti baterai, motor listrik, dan chip, sehingga biaya produksi bisa ditekan dan kualitas lebih terjamin.

Teknologi unggulan seperti Blade Battery juga menjadi daya tarik utama. Baterai ini dikenal lebih tahan panas, lebih aman, dan efisien dibandingkan teknologi baterai konvensional, sehingga mampu menjawab kebutuhan pengguna yang menginginkan performa dan keamanan dalam satu paket.

BYD Perkuat Dominasi di Indonesia

Komitmen BYD terhadap pasar lokal semakin jelas. Selain memboyong berbagai model EV ke GIIAS 2025, BYD juga mengumumkan rencana pembangunan pabrik perakitan lokal dengan investasi senilai Rp16 triliun.

Proyek ini ditargetkan rampung pada akhir 2025 dan akan memperkuat rantai pasok sekaligus menurunkan harga jual produk EV di dalam negeri. Langkah ini diharapkan dapat mendorong adopsi kendaraan listrik yang lebih luas oleh masyarakat.

Jaringan penjualan dan layanan BYD pun terus diperluas. Showroom 3S (Sales, Service, Spare Parts) telah hadir di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Denpasar, dan Medan. Sehingga, selain penyebaran kendaraannya merata, BYD membangun kepercayaan ke masyarakat terkait layanan hingga purna jualnya.

Tidak berhenti sampai di situ, BYD juga menghadirkan layanan edukasi dan pengalaman langsung kepada pengunjung GIIAS 2025 melalui program test drive dan demonstrasi teknologi.

Dominasi BYD dalam industri kendaraan listrik saat ini merupakan hasil dari strategi yang matang, riset dan pengembangan berkelanjutan, serta pemahaman terhadap kebutuhan pasar di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Di tengah transisi menuju mobilitas rendah emisi, BYD berhasil memosisikan diri bukan hanya sebagai penjual kendaraan, tetapi juga sebagai pionir teknologi dan mitra masa depan bagi masyarakat global yang menginginkan solusi transportasi yang ramah lingkungan dan terjangkau.

#BYD M6 #GIIAS 2025 #Mobil Listrik #Atto 3 #mobil listrik terlaris #BYD Indonesia #byd atto 1

Author : Sigit Akbar > 276 Articles

Sigit Akbar seorang Jurnalis, Youtuber dan Automotive Enthusiast. Pernah berkarya di Tabloid Otomotif, Grup Kompas Gramedia tahun 2018. Kini aktif menjadi Youtuber di Rukun Indonesia (Rukun Podcast), Head of Pantau Digital dan menikmati perkembangan otomotif di Indonesia sebagai Senior Editor di aftermarketplus.id.