AFTERMARKETPLUS.id - Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi meminta kepada pemerintah daerah di Indonesia untuk memberikan kepastian pajak secara seragam.

Hal ini berfungsi untuk mengendalikan pasar penjualan secara merata tanpa mengubah aturan yang telah ditetapkan.

“Misalnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) itu dipungut oleh pemerintah daerah, dengan aturan minimum nol hingga 20 persen. Jika angka tidak seragam, market tidak akan merata,” terang Nangoi kepada aftermarketplus.id (7/11/2024).

Ia merincikan, Provinsi Jawa Barat berlaku pajak bagi mobil listrik sebesar 18 persen, sedangkan DKI Jakarta hanya 12 persen.

Perbedaan yang cukup signifikan tersebut menyebabkan konsumen akan membeli mobil di Jakarta dengan pajak yang lebih rendah.

Meski keduanya sesuai dengn aturan, namun perbedaan tersebut membuat market di daerah tinggi pajak akan lesu.

“Pengaruhnya akan terjadi ke industri otomotif. Kita tidak minta diubah peraturannya, kami hanya mengimbau mudah-mudahan dengan berlakunya peraturan tersebut tidak mengubah besaran tarif di daerah,” jelas Nangoi.

Di samping itu, Nangoi menjabarkan bahwa pasar otomotif di Indonesia berpotensi besar. Dengan pemerintah pusat telah membuka infrastruktur, ia berharap penjualan terus meningkat dan merata.

Saat ini, ia menyebut penjualan telah bergeser tidak hanya di Jawa dan Bali. ia berharap di tahun depan dapat mencapai 1 juta unit penjualan dengan rata-rata 80-85 ribu unit perbulan terjual.

“Kita punya pengalaman menjual 90-100 ribu perbulan, saya yakin tahun depan postifi dapat mendongkrak penjualan (target tercapai),” pungkas Nangoi.

Sementara, aftermarketplus memantau pameran Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024 yang digelar pada 22 November-1 Desember mendatang sebagai momentum untuk pada Agen Pemegang Merk (APM) mengejar target penjualan sampai penutupan tahun 2024 .

[MNR)

#GJAW 2024