Mazda Ungkap Arah Industri Otomotif 2026, SUV Baru dan Investasi Jadi Senjata

Adrienne Syafila | 17 Dec 2025

Full Width Image
Saat Pasar Otomotif Melambat, Mazda Tetap Stabil: Ini Rahasia di Baliknya

AFTERMARKETPLUS.id - Memasuki penghujung tahun 2025, industri otomotif Indonesia berada di fase krusial. Pasar tak lagi hanya menuntut adaptasi cepat, tetapi juga visi strategis yang matang.

Pergeseran permintaan, perubahan perilaku konsumen, hingga dinamika ekonomi membentuk lanskap baru yang semakin kompleks.

Berdasarkan laporan GAIKINDO Q3 2025 serta analisis pasar oleh PwC Indonesia, terlihat jelas bahwa struktur permintaan kendaraan mengalami pergeseran signifikan.

Sejumlah segmen melemah, sementara segmen lain justru menunjukkan daya tahan dan potensi pertumbuhan. Fenomena ini menjadi cerminan perubahan preferensi konsumen otomotif Indonesia yang kini semakin selektif.

Mobil Tak Lagi Sekadar Alat Transportasi 

Ricky Thio, Chief Operating Officer PT Eurokars Motor Indonesia menilai bahwa keputusan pembelian kendaraan saat ini bersifat semakin multidimensional.

"Di Indonesia, mobil masih menjadi means of mobility. Namun di sisi lain, banyak konsumen melihat mobil sebagai cara untuk enrich the quality of life. Sejalan dengan filosofi Mazda, the joy of driving may create the joy of living," ungkap Ricky (16/12/2025).

Menurut Mazda, perubahan preferensi konsumen ini bertumpu pada dua pilar utama: kebutuhan rasional dan aspirasi emosional.

Mazda Tetap Stabil di Tengah Ketatnya Persaingan 

Pada kuartal ketiga 2025, kompetisi industri otomotif nasional justru bergerak ke arah yang lebih sehat. Meski beberapa segmen mengalami perlambatan, Mazda berhasil menjaga performanya.

Mazda hanya mencatat penurunan 0,12% market share pada Oktober 2025, jauh lebih rendah dibandingkan beberapa merek Jepang lain yang terkoreksi hingga 2-3%.

Di segmen kendaraan premium, saat sejumlah kompetitor mengalami kontraksi 39-44%, Mazda masih berada di angka 29%.

Stabilitas ini ditopang oleh performa model andalan seperti Mazda CX-5, Mazda CX-3, dan Mazda 3 Hatchback, yang dikenal lewat desain menawan dan karakter berkendara khas.

"Emotional appeal adalah kekuatan kami. Konsumen membeli Mazda bukan hanya karena logika, tetapi karena cinta terhadap desain dan kualitas," imbuh Ricky. 

Konsumen Kian Rasional, Tapi Tetap Mengejar Rasa 

Ricky menjelaskan bahwa konsumen Indonesia kini semakin cermat menghitung Total Ownership Cost (TOC)-mulai dari biaya perawatan, aftersales, administrasi, hingga nilai jual kembali. Faktor ini menjadi fondasi rasional dalam keputusan pembelian.

Namun, TOC bukan satu-satunya penentu. Faktor eksternal seperti regulasi pemerintah, dinamika industri, dan kesiapan infrastruktur turut membentuk arah pasar.

"Indonesia adalah pasar otomotif yang sangat value competitive. Konsumen harus mampu menggabungkan faktor rasional dengan kebutuhan personal mereka," jelasnya.

Selain itu, Mazda menilai adanya supplement factors yang semakin penting, seperti reliabilitas, efisiensi bahan bakar, keamanan, kenyamanan, hingga keterikatan emosional antara pengemudi dan kendaraan.

KODO Design & Jinba Ittai, Bahasa Emosi yang Universal 

Mazda menanamkan nilai emosional tersebut lewat filosofi KODO Design dan Jinba Ittai, yang memandang kendaraan sebagai partner berkendara, bukan sekadar alat transportasi.

"Beauty is universal. Emosionalitas desain adalah bahasa yang dipahami semua orang," ujar Ricky.

Mazda menempatkan desain, kenyamanan, dan pengalaman berkendara sebagai "lapisan lanjutan" setelah kebutuhan rasional terpenuhi. Seiring meningkatnya kesejahteraan, konsumen semakin menghargai desain yang berjiwa dan pengalaman berkendara yang memuaskan.

Proyeksi 2026: Optimisme yang Realistis 

Menatap 2026, Mazda melihat peluang pemulihan pasar secara bertahap. Semester pertama diperkirakan masih stabil, sementara akselerasi pertumbuhan berpotensi terjadi di semester kedua, dengan catatan stabilitas sosial, birokrasi yang kondusif, serta ekosistem industri yang sehat.

Untuk menjaga relevansi, Mazda akan menerapkan strategi segmentasi yang lebih presisi, menyasar konsumen yang mengutamakan kenyamanan, kebanggaan desain, serta nilai emosional dalam kepemilikan kendaraan.

Selain itu, Mazda juga bersiap meluncurkan beberapa model baru, mayoritas SUV, selaras dengan kebutuhan pasar Indonesia yang menitikberatkan utilitas dan kenyamanan.

Investasi Jangka Panjang, Mazda Bangun Training Center Baru 

Komitmen Mazda tak berhenti pada produk. Di tahun mendatang, Mazda akan memperkuat ekosistem melalui pembangunan Training Center baru, guna meningkatkan kualitas penjualan hingga aftersales.

"Training Center ini adalah bukti investasi jangka panjang kami. Mazda hadir sebagai ekosistem, bukan sekadar brand," pungkas Ricky.

Logika dan Rasa, Kunci Masa Depan Otomotif Indonesia 

Melihat dinamika pasar saat ini, Mazda memposisikan diri sebagai pembawa filosofi dan pengalaman. Dengan memadukan nilai rasional seperti TOC dan aftersales, serta emotional value melalui desain dan driving experience, Mazda membangun keseimbangan yang semakin relevan bagi konsumen Indonesia.

Mazda meyakini masa depan industri otomotif nasional akan ditentukan oleh perpaduan logika dan rasa-kualitas produk, desain yang memiliki jiwa, serta pengalaman berkendara yang mampu menciptakan hubungan emosional yang kuat antara mobil dan pengemudinya.

#the joy of driving may create the joy of living #Mazda

Comment (0)

List Comment

No Comment