AFTERMARKETPLUS.id – Pertamina siapkan BBM standar Euro 4 untuk mendukung program pemerintah untuk memperbaiki kualitas udara di Indonesia.
Menurut pemantauan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, beberapa kota besar di Indonesia memiliki kualitas udara yang sudah melampaui ambang batas baku mutu udara yang sehat.
Jakarta misalnya, Per Januari 2017 – Januari 2018, kualitas udaranya mencapai 35 ug/m3, sudah melampaui standar WHO 25 ug/m3. Penyebab utamanya adalah gas buang kendaraan bermotor dengan mesin yang menggunakan BBM berkualitas rendah.
“Menjelang pelaksanaan Asian Games pada Agustus 2018 dan Pertemuan IMF pada Oktober 2018, pemerintah mensyaratkan penggunaan BBM setara Euro 4 mulai bulan Mei 2018 di Jabodetabek, Palembang, Surabaya, Yogyakarta, Banyuwangi, Bali, Bandung dan Labuan Bajo,” ujar Manager External Communication PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita.
Menurut Arya, penyiapan BBM setara Euro 4 sesuai peraturan akan berlangsung secara bertahap di Indonesia. Dimana saat ini standar emisi gas buang di Indonesia masih menerapkan Euro 2.
Bahan bakar berkualitas tentu memiliki tiga fungsi di dalamnya, selain peran dari nilai kadar oktan, yakni detergensi sebagai pembersih deposit Sulfur yang hadir dalam BBM itu sendiri.
Lalu aditif demulsifier yang bersifat untuk menghindari kandungan air dalam BBM dan yang ketiga adalah corrotion inhibitor yaitu untuk mencegah karat.
Belum lagi dengan kebutuhan terhadap nilai oktan minimum untuk kendaraan modern. Dimana angka oktan 90 menjadi batas bawah untuk mesin modern, terutama mesin dengan teknologi direct injection, seperti Mazda SKYACTIV, Honda Turbo, KIA Sedona terbaru dan lainnya.
Tekanan tinggi dalam saluran bahan bakar dan posisi injektor di dalam ruang bakar, lebih memerlukan minimnya kandungan Sulfur di dalam bahan bakar ketimbang nilai oktan. Pasalnya jika kandungan Sulfur tinggi akan menyumbat injektor dan lebih cepat merusak pelumas.
Artinya, hal ini sangat sesuai dengan standar BBM Euro 4 yang mensyaratkan sangat minimnya kandungan Sulfur di dalamnya.
Dimana saat ini maksimal kandungan Sulfur masih berada di 500 ppm, sedangkan BBM dengan standar Euro 4 hanya diperbolehkan maksimal 50 ppm.
Jadi jangan terpaku pada rasio kompresi statis belaka yaa, seperti teknologi mesin tahun 1990-an. Karena mesin modern telah mengadopsi teknologi canggih seperti penerapan katup variabel dan direct injection.
[Dhany Ekasaputra]
#Pertamina #Kia Sedona #Euro 4 #Mazda SKYACTIV #Honda Turbo #katup variabel #direct injection #Manager External Communication PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita

Author : Dhany Ekasaputra > 306 Articles
Dhany Ekasaputra merupakan lulusan jurusan Teknik Mesin Universitas Pancasila yang memulai karir dibidang otomotif sejak;
- 1997 : Komunitas Balap KE System
- 1999 : Balap Turing dan Drag Race
- 2001 : Wartawan Tabloid Otosport
- 2003 : Wartawan Auto Bild Indonesia
- 2007 : PIC Auto Bild Indonesia Award
- 2009 : Editor Teknik Auto Bild Indonesia
- 2015 : Safety Driving Institute Otomotif Group
- 2016 : Manager Otomontir Kompas Gramedia
- 2018 : Redaktur Pelaksana Aftermarketplus.id
List Comment
No Comment