Beragam Cara Kerja Mesin Hybrid

Foto: aftermarketplus.id

AFTERMARKETPLUS.id – Teknologi motor bakar terus berkembang untuk menghasilkan efisiensi konsumsi BBM. Seperti perubahan dari pasokan bahan bakar jenis karburator ke sistem injeksi, program sirklus tertutup (close loop) pada ECU, distributorless, direct injection, katup variable, hingga penerapan turbocharged di mesin mungil 3-silinder.

Tapi, tetap ada fase dimana konsumsi bensin tercurah cukup banyak ketika pedal gas diinjak spontan. Ibarat pompa akselerasi di karburator, fase inilah yang menjadi momen terboros dari sebuah mesin bensin tercanggih sekali pun.

Untuk itulah teknologi hibrida atau lebih dikenal dengan teknologi mesin hybrid hadir untuk meminimalkan pengeluaran bensin pada kondisi seperti ini.

MILD HYBRID

Mild Hybrid yang dirilis Suzuki Ertiga dan Grand Vitara, menjadi contoh sederhana mereduksi konsumsi BBM di fase ini. Sayangnya, teknologi ini tetap mengandalkan motor bakar sebagai penggerak kendaraan. Alhasil, tidak ada mode full elektrik di sistem hibrida jenis ini yang mampu mereduksi konsumsi BBM secara signifikan. Namun saat melaju di kecepatan tinggi, efisiensi terbaiknya akan lebih mudah diperoleh.

SERIES HYBRID

Kebalikan dengan mild hybrid, series hybrid mengandalkan motor listrik sebagai penggeraknya. Jadi, motor bakar (bensin) hanya bekerja sebagai generator, untuk mensuplai daya listrik ke baterai. Di rute kondisi ‘Stop and Go’, hal ini akan sangat efisien – lantaran motor listrik begitu powerfull di akselerasi dan kecepatan rendah. Nissan Kicks menjadi salah satu produsen mobil yang menyematkan teknologi ini.

PARALLEL HYBRID

Sedangkan Toyota mengadopsi sistem hibrida yang sangat kompleks, sejak kali pertama dikenalkan pada Prius di tahun 1997. Parallel hybrid membuat motor bakar dan motor listrik dapat bekerja bersamaan dan bekerja masing-masing sesuai kondisi dan kecepatan kendaraan.

Keunggulan motor listrik dikecepatan rendah dan motor bakar saat dikecepatan tinggi dapat dioptimalkan pada sistem hibrida paralel ini. Kondisi akselerasi pun, tak membuat motor bakar perlu mensuplai bensin berlebih karena sebagian besar bebannya telah dikerjakan oleh motor listrik yang terkenal kuat diarea torsi.

Bahkan Toyota mengadopsi motor bakar dengan sirklus Atkinson yang terkenal memiliki efisiensi konsumsi BBM yang sangat tinggi. Bagaimana tidak? Jika langkah isap dan kompresi yang berbeda dengan langkah tenaga dan buang.  

Langkah isap dan kompresi yang pendek, membuat jumlah bahan bakar yang masuk menjadi lebih sedikit. Plus, berimbas pada rasio kompresi rendah sehingga mampu menenggak bensin dengan kadar RON92 berstandar Euro4.

Belum lagi dengan penetapan pengaturan katup variabel, kian membuat efisiensi kian meningkat diberagam rentang putaran mesin. Sedangkan saat dikonversikan menjadi langkah tenaga dan buang, gerakan piston berubah menjadi lebih panjang, sehingga proses pembuangan sisa gas buang dapat lebih optimal.

Hal inilah yang tim aftermarketplus.id buktikan saat Holiday Test Drive 2024 dengan Toyota Yaris Cross Hybrid. Dengan kapasitas tangki bensin 36 liter, Yaris Cross Hybrid mampu menempuh jarak hampir 1.000 km.

[Dhany Ekasaputra]

About Dhany Ekasaputra 294 Articles
Experience 1. Racing Driver (1999-2002) 2. Testing Driver, e.g : Lamborghini Aventador, Lamborghini Gallardo, Lotus Elise, Nissan GT-R, Nissan Juke R, McLaren 650 S, etc (2001-2015) 3. Journalist Otosport (2001-2003) 4. Journalist Auto Bild Indonesia (2003-2009) 5. Technical Editor Auto Bild Indonesia (2009-2015) 6. Instructor Safety Institute Indonesia (2014-2016) 7. Operational Manager PT OtoMontir Kreasi Indonesia (2015-2017) 8. Managing Editor aftermarketplus.id (2017- )