Enam Faktor Penyebab Busi Overheat. Pastikan Hal Ini Tidak Terjadi, Jika Tak Ingin Mesin Jebol

Foto; aftermarketplus.id

AFTERMARKETPLUS.id  – Ternyata, selain salah memilih tingkat dingin atau panas busi -baca https://aftermarketplus.id/oto-pintar/motor-bore-up-perlu-ganti-busi-yang-sesuai-lho-jangan-sampe-mesin-jebol-sob, masih ada enam penyebab busi mengalami overheat. Ujung-ujungnya, tetap akan membuat mesin jebol sob.

“Ciri dari busi yang mengalami overheat adalah permukaan busi yang berwarna putih di elektrodanya dengan ada efek seperti lelehan. Sedangkan insulatornya berwarna merah bata, akibat busi mencapai suhu lebih dari 800°C. Jika dibiarkan, maka elektroda akan meleleh yang dapat menyebabkan mesin jebol,” jelas Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia.

Agar hal itu tidak terjadi, inilah enam penyebab busi mengalami overheat, selain salah memilih tingkat dingin busi.

WAKTU PENGAPIAN TERLALU MAJU

Dengan waktu pengapian yang terlalu jauh dari posisi piston teratas (Titik Mati Atas – TMA), otomatis membuat bensin akan terbakar lebih banyak sebelum piston bergerak turun atau memasuki langkah kerja (tenaga).

Padahal piston masih bergerak dalam langkah kompresi yang sudah pasti menghasilkan panas. Jika jumlah bensin yang belum terbakar semakin sedikit, otomatis suhu ruang bakar akan meningkat drastis – karena peran bensin juga berfungsi untuk mendinginkan mesin.

CAMPURAN UDARA-BENSIN TERLALU LEAN

Jika kendaraan masih mengadopsi pasokan bahan bakar karburator, artinya ukuran spuyer bensin terlalu kecil sehingga menghasilkan pembakaran yang ‘lean’.

Tapi jika sudah injeksi, kemungkinan terbesar terjadi kerusakan pada sensor oksigen untuk sistem injeksi tertutup (close loop) atau melakukan modifikasi, seperti mengganti knalpot free flow yang akan meningkatkan efisiensi volumetric dari mesin.

PENDINGIN ATAU PELUMAS MESIN TIDAK CUKUP

Putaran kipas atau volume air radiator yang kurang pun dapat menyebabkan overheat pada mesin dan busi.

Begitu pun dengan volume pelumas yang terlampau sedikit atau mendekati batas Low jika dipantau via deepstick. Dengan volume oli terbatas, otomatis kemampuan pelumas dalam melindungi komponen bergerak kian minim. Alhasil, gesekan antar logam akan menimbulkan panas berlebih.

KNOCKING (NGELITIK)

Pembakaran dini sebelum busi dipercikan turut berdampak pada overheat pada busi. Hal ini mengacu pada penjelasan majunya waktu pengapian dan kurangnya pelumas mesin.

Terjadinya knocking (ngelitik) di mesin akan menyebabkan suhu ruang bakar meningkat. Getaran yang terjadi membuat gesekan antar komponen bergerak menjadi meningkat, sehingga menimbulkan panas mesin.

Tidak sesuainya penggunaan oktan bahan bakar turut menjadi salah satu penyebab terjadinya knocking. Sebab, semakin tinggi nilai oktan, maka bensin akan lebih sulit terbakar sehingga tahan terhadap tekanan (kompresi) mesin.

TEKANAN TURBO BERLEBIH

Jika pemampat udara alias turbo tidak diganti, artinya kerusakan ada pada wasgate sebagai peranti untuk menjaga agar tidak terjadi tekanan berlebih di ruang bakar.

Tekanan yang meningkat secara berlebihan di ruang bakar, akan menyebabkan proses pemampatan udara di ruang bakar saat langkah kompresi menjadi sangat panas. Knocking pun akan segera terjadi dan jika terjadi pada tekanan yang sangat tinggiseperti di mesin turbo, otomatis internal mesin pun akan langsung rusak.

Wajar jika mesin turbo akan rusak saat terjadi knocking, terutama di putaran menengah dan tinggi.

BUSI KENDOR

Pemasangan busi yang kurang kencang alias kendor pun menjadi penyebab busi overheat. Hal ini didasari akibat proses pelepasan panas pada busi menjadi tidak sempurna sehingga suhu busi menjadi tinggi atau melebihi 800°C.

Nah… Hati-hati ya sob… Jaga agar busi di mesin tidak mengalami overheat….

[Dhany Ekasaputra]

About Dhany Ekasaputra 284 Articles
Experience 1. Racing Driver (1999-2002) 2. Testing Driver, e.g : Lamborghini Aventador, Lamborghini Gallardo, Lotus Elise, Nissan GT-R, Nissan Juke R, McLaren 650 S, etc (2001-2015) 3. Journalist Otosport (2001-2003) 4. Journalist Auto Bild Indonesia (2003-2009) 5. Technical Editor Auto Bild Indonesia (2009-2015) 6. Instructor Safety Institute Indonesia (2014-2016) 7. Operational Manager PT OtoMontir Kreasi Indonesia (2015-2017) 8. Managing Editor aftermarketplus.id (2017- )