Kenapa Nggak Boleh Asal Ganti Ukuran Ban Motor Bro? Simak Alasannya Biar Elo Nggak Celaka

Foto: Dhany Ekasaputra

AFTERMARKETPLUS.id – Ada pertanyaan, kenapa nggak boleh asal ganti ukuran ban motor bro? Kan biar keren. Nah, simak alasannya biar elo nggak celaka.

Nggak sedikit pemilik motor yang pengen ganti ukuran ban biar tampilannya terlihat beda. Nggak salah, tapi jangan asal ganti ban motor, apalagi ban cacing.

Masalahnya, nggak banyak juga yang mengerti ukuran yang tepat biar ban tetap aman dan nyaman digunakan.

Padahal, selain penampilan, kemampuan ban dalam menopang berat pun perlu diperhatikan. Ibarat pikul, kalo kekecilan bisa patah, kalo kegedean kan bikin berat juga.

Nah kode buat tahu kemampuan ban bisa dilihat dalam angka load index. Biasanya angkanya berada di akhir dan bersebelahan dengan kode kecepatan.

Baca Kode Ban

Sebelum membahas lebih dalam, sebaiknya kita belajar dulu maksud dari kode ban motor. Semisal 110/70-13 M/C 48P. Angka 110 adalah lebar ban yang biasanya diwakili oleh satuan mm.

Lalu 70 merupakan ketebalan ban yang diperoleh dalam satuan persen. Jadi, 70% dari 110 mm adalah 77 mm. Angka 13 mewakili diameter pelek yang digunakan motor tersebut dalam satuan inci.

Lalu M/C, kerap diartikan sebagai Medium Compound, padahal arti sesungguhnya adalah MotorCycle. Apalagi Bridgestone Battlax untuk Nmax menggunakan embel-embel SC, dimana artinya sebenarnya ban ini khusus Scooter.

Nah angka terakhir menunjukan load index atau kemampuan ban dalam mengusung berat.

Angka 48 memiliki artinya ban tersebut mampu mengusung bobot hingga 180 kg di tekanan 225 kpa (32,63 psi). Dan kode P memberi artinya terhadap kecepatan maksimum ban yang diperoleh, yakni 150 km/jam.

Ban di Yamaha Nmax

Sebagai materi pelajaran, aftermarketplus.id akan ambil data dari ban standar Yamaha Nmax di Indonesia. Rekomendasi tekanan angin ban di Yamaha Nmax adalah 22 psi di roda depan dan 36 psi di roda belakang.

Dimana ban depan punya ukuran 110/70-13 M/C 48P dan belakang 130/70-13 M/C 63P.

Sepertinya, peningkatan kemampuan ban dilakukan oleh produsen IRC terhadap ban belakang Nmax lantaran menurut standar di Jatma, ukuran tersebut memiliki load index hanya 57.

Dengan load index 48 dipadu dengan tekanan 22 psi, artinya ban depan dipersiapkan untuk menahan bobot hingga 137 kg. Sedangkan ban belakang dengan load index 63 dipadu tekanan angin 36 psi mampu menahan bobot hingga 248 kg.

OtoPintar pun sempat bertanya-tanya terhadap rendahnya tekanan angin ban yang hanya 22 psi. Namun setelah memperhatikan sudut caster yang cukup rebah ketimbang skutik lainnya, wajar tekanan angin dibuat seperti itu agar grip ban saat menikung tetap optimal.

Kebayang kan kalo dikasih tekanan lebih keras lagi, otomatis grip ban akan menurun.

Naik Satu Step Ukuran Ban

Setelah paham kebutuhan bobot di roda depan (137 kg – 22 psi) dan belakang (248 kg – 36 psi), otomatis tekanan angin ban perlu disesuaikan kembali jika ingin mengganti ukuran ban.

Contoh paling gampang adalah menaikan satu ukuran dari standarnya, yakni 120/70-13 M/C 53P di depan dan 140/70-13 M/C 61P di belakang.

“Tak berbeda dengan ban mobil, di motor pun perlu melakukan penyesuaian tekanan angin ban terhadap perubahan load index. Hal ini penting, agar kenyamanan dan keamanan ban tetap diperoleh oleh konsumen,” papar Zulpata Zainal, Proving Ground Manager PT Bridgestone Tire Indonesia.

“Jangan sampai, konsumen merasakan bantingan suspensi menjadi lebih keras, jika load index meningkat namun tekanan angin tetap disamakan dengan kondisi standar,” tegasnya.

Hasil hitungannya, untuk ban depan menjadi 19,23 psi dan belakang 31,51 psi.

Nah kalo mau ganti ban ukuran 150/70-13 M/C 64S atau naik 2 step dari ukuran ban standar, maka tekanan angin ban jadi 31,76 psi untuk dapat kemampuan ban seberat 248 kg.

Zulpata pun mengingatkan bahwa ukuran tekanan angin ban minimal di motor itu 18 psi. Hal ini penting diperhatikan agar ban tubeless tetap menempel optimal di pelek.

Nah, kebayang kan kalo ban diganti ukuran kecil seperti untuk ajang drag race atau sering disebut ban cacing.

Ukurannya yang sangat kecil lantaran diperlukan agar bobot ban ringan, tentu tidak memenuhi persyaratan terhadap batas minimal load index. Artinya, ban cacing jelas nggak aman buat dipakai harian.

[Dhany Ekasaputra]

About Dhany Ekasaputra 284 Articles
Experience 1. Racing Driver (1999-2002) 2. Testing Driver, e.g : Lamborghini Aventador, Lamborghini Gallardo, Lotus Elise, Nissan GT-R, Nissan Juke R, McLaren 650 S, etc (2001-2015) 3. Journalist Otosport (2001-2003) 4. Journalist Auto Bild Indonesia (2003-2009) 5. Technical Editor Auto Bild Indonesia (2009-2015) 6. Instructor Safety Institute Indonesia (2014-2016) 7. Operational Manager PT OtoMontir Kreasi Indonesia (2015-2017) 8. Managing Editor aftermarketplus.id (2017- )