Mesin Turbo Pakai Premium…Why Not ? Mesin Modern Tak Lagi Berkorelasi Dengan Angka Oktan Bensin Yang Tinggi

Foto: Isitimewa

AFTERMARKETPLUS.id – Perkembangan motor bakar kini telah berkembang pesat. Dahulu, rasio kompresi mesin selalu dihubungkan dengan kebutuhan angka oktan sebuah bensin.

Jika rasio kompresi 10-11:1, perlu bensin dengan angka oktan 92, atau Premium dengan oktan 88 hanya boleh digunakan pada mesin dengan rasio kompresi di bawah 9:1 dan lainnya.

BEDAKAN RASIO KOMPRESI STATIS VS DINAMIS

Sebelum membahas lebih detail, rasio kompresi mesin pun terbagi menjadi dua; statis dan dinamis.

Rasio kompresi statis merupakan rasio kompresi mesin yang kerap Sobat temukan di brosur kendaraan. Dimana perhitungannya begitu teoritis sejak Titik Mati Bawah (TMB) hingga Titik Mati Atas (TMA).

Sedangkan rasio kompresi dinamis adalah rasio kompresi mesin yang perhitungannya dimulai setelah klep masuk tertutup.

Jadi bukan dimulai dari TMB, sehingga peran durasi kem sangat berpengaruh dalam perhitungan ini.

Kebayang kan? Teknologi pengaturan katup kini sudah menjadi standar pada mesin modern seperti i-VTEC, VVT-i, CVTC, MIVEC dan lainnya.

Teknologi ini dapat mengatur waktu bukaan katup masuk sehingga perhitungan rasio kompresi dinamis, kian dinamis alias berubah-ubah disetiap rentang putaran mesin.

SENSOR KNOCKING

Dahulu, penyesuaian angka oktan dengan rasio kompresi mesin lebih didasari agar terhindar dari gejala knocking yang dapat merusak mesin. Jika oktan yang digunakan tidak sesuai dengan rasio kompresi mesin, otomatis akan terjadi pembakaran dini (knocking) sehingga di dalam ruang bakar akan terjadi 2x pembakaran.

Sekadar mengingatkan, semakin tinggi angka oktan di dalam bensin, otomatis bensin semakin sulit terbakar akibat oktan mampu menahan kompresi (tekanan) agar tidak terjadi pembakaran dini yang menyebabkan knocking.

Mesin modern kini telah dilengkapi dengan sensor knocking. Jadi… makin sulit lagi mesin modern mengalami gejala knocking, lantaran komputer dapat mengatur maju – mundur waktu pengapian jika terdeteksi akan terjadi knocking berlebihan – meski tetap ada batas toleransinya.

TEKNOLOGI DIRECT INJECTION

Nah! Inilah teknologi yang mengubah semua paradigma mesin jadul terhadap rasio kompresi vs oktan di bensin. Jadi… ini merupakan penyelesaian dari segala masalah knocking di mesin.

Mazda SKYACTIV yang memiliki rasio kompresi statis mencapai 13:1 dapat menggunakan bensin dengan minimum RON90. Pasti teori ini sudah gak sesuai dengan teori mesin jadul kan Sob?

Belum lagi dengan statement engineer Honda saat merilis Honda Civic Turbo di Indonesia, bahwa mesin Honda Turbo dapat menggunakan bensin dengan minimum RON88. Makin bingung kan Sob?

Dengan penempatan injektor di dalam ruang bakar mesin, otomatis saat langkah kompresi, hanya udara yang ditekan. Karena tak ada lagi bensin, otomatis tak akan ada knocking.

Bensin baru disemprotkan sesaat sebelum busi dipercikan. Jadi komputer tinggal menyesuaikan waktu semprotan agar knocking tidak terjadi…

SULFUR MUSUH MESIN MODERN

Mesin modern lebih bermasalah dengan kandungan Sulfur di bensin ketimbang oktan. Pasalnya, Sulfur akan menyumbat injektor, dimana mesin modern memiliki lubang injektor yang sangat halus agar bahan bakar dapat menjadi kabut sehingga lebih mudah terbakar.

Hal inilah yang menjadi dilema bagi otomotif Nasional, dimana standar Euro4 memerlukan bensin dengan kandungan Sulfur tak lebih dari 50 ppm.

Sedangkan Premium, Pertalite dan Pertamax yang dijual Pertamina, masih berstandar Euro2 dengan maksimum kandungan Sulfur 500 ppm. Hanya Pertamax Turbo yang memenuhi syarat Euro4.

Tak heran jika saat ini Pemerintah tengah mempersiapkan kilang minyak untuk memproduksi bahan bakar dengan kandungan Sulfur 10 ppm untuk mengakomodir teknologi mesin bertstandar Euro5 dan Euro6.

Jadi.. jangan lagi mengacu nilai oktan buat mesin mobil mu ya Sob… Pilihlah bahan bakar dengan kandungan Sulfur terendah sebagai penanda bahan bakar berkualitas.

[Dhany Ekasaputra]

About Dhany Ekasaputra 284 Articles
Experience 1. Racing Driver (1999-2002) 2. Testing Driver, e.g : Lamborghini Aventador, Lamborghini Gallardo, Lotus Elise, Nissan GT-R, Nissan Juke R, McLaren 650 S, etc (2001-2015) 3. Journalist Otosport (2001-2003) 4. Journalist Auto Bild Indonesia (2003-2009) 5. Technical Editor Auto Bild Indonesia (2009-2015) 6. Instructor Safety Institute Indonesia (2014-2016) 7. Operational Manager PT OtoMontir Kreasi Indonesia (2015-2017) 8. Managing Editor aftermarketplus.id (2017- )