AFTERMARKETPLUS.id – Era kendaraan listrik telah tiba, pemerintah pun siap mendorong dengan subsidi agar kepemilikan kian terjangkau. Apakah masyarakat Indonesia telah siap? Atau malah bahaya kebakaran akan mengintai di sekitar rumah tinggal kita?
MOTOR LISTRIK
Motor akan menjadi pilihan awal masyarakat dalam mencoba kendaraan listrik lantaran harga yang lebih terjangkau dan kemudahan dalam mengisi baterai.
Pada prinsipnya baterai dapat diibaratkan dengan tangki BBM. Semakin besar kapasitasnya, maka daya jelajahnya akan semakin jauh. Pun begitu dengan waktu pengisian yang akan semakin lama jika tangkinya berukuran besar.
Bedanya adalah charger yang digunakan layaknya charger HP di rumah. Jika menggunakan mode fast charging, maka daya listrik yang dialirkan akan semakin besar sehingga memerlukan kualitas kabel yang memadai.
Jika pengisian dilakukan di SPLU (Stasiun Pengisian Listrik Umum) tentu jenis kabel telah disesuaikan. Tapi apa jadinya jika hal ini dilakukan di rumah tinggal. Otomatis perlu penyesuaian dengan kabel listrik di perumahan. Semisal kebutuhan kabel listrik untuk daya 1.300 watt tentu akan berbeda dengan daya listrik 5.500 watt.
MENGHITUNG ARUS LISTRIK YANG DIPERLUKAN
Cara simpel menghitung pengisian baterai adalah 1/10 dari kapasitas arus listrik baterai. Semisal baterai motor listrik Gesit yang memiliki spesifikasi 72V 20Ah artinya hanya perlu 2 Ampere atau setara dengan 450 watt.
Charger Alva One memiliki spesifikasi 7.5V 15A artinya perlu daya listrik sekitar 1.100 watt – dengan catatan tegangan listrik stabil di angka 220 V.
Nah, kebayangkan? Jika lokasi steker di rumah menggunakan kabel seadanya – semisal menggunakan kabel speaker – tentu resiko korsleting sebagai penyebab kebakaran akan mudah terjadi.
Hal ini dikarenakan perlu kabel dengan kemampuan menghantarkan arus listrik lebih dari 5 Ampere agar tidak terjadi panas berlebih pada kabel listrik.
Jika menilik dari populasi masyarakat Indonesia yang gemar ambil kredit motor puluhan juta namun masih tinggal di kontrakan, tentu motor listrik kian menggiurkan lantaran memiliki harga serupa dengan motor konvensional, namun miliki biaya operasional yang sangat murah.
Kondisi ini tentu perlu memikirkan kondisi perkabelan di rumah, terutama kabel steker untuk melakukan charging motor listrik.
STANDAR BATERAI
Untuk menghindari terjadinya kebakaran di perumahan akibat ketidaksesuaian kabel kelistrikan di rumah tinggal atau kontrakan, perlu dibuatkan standar bentuk baterai agar pemilik motor listrik tak perlu lagi melakukan charging baterai di rumah.
Dengan bentuk baterai seragam, tentu akan memudahkan pemilik motor untuk mengganti baterai saat daya listriknya habis. Tak pandang baterai milik brand Yamaha, Honda, Gesit, Alva One dan lainnya, jika bentuk dan spesifikasinya telah seragam.
Bila kemudahan ini telah terjadi, maka tak ada lagi keraguan masyarakat untuk beralih ke motor listrik lantaran daya jelajahnya kian luas layaknya motor konvensional.
[Dhany Ekasaputra]