Review : Paket Puli CVT TDR Yamaha NMax. Tentukan Berat Roller dan Kekerasan Per CVT yang Sesuai

Foto: Istimewa

AFTERMARKETPLUS.id – Area transmisi motor matik atau lebih dikenal dengan CVT merupakan bagian yang paling mudah untuk mengubah karakter motor. Maksudnya, motor matik bisa dibuat asyik untuk akselerasi atau top speed. 

Coba-coba merupakan langkah paling sering digunakan untuk menentukan keinginan sang pemilik motor. Panduan simpelnya, semakin ringan roller maka akselerasi semakin baik. Begitu pun sebaliknya.

Hal ini dikarenakan saat menggunakan roller ringan, otomatis membuat rasio puli depan (Primary Sliding Sheave) lebih terlambat mendorong, sehingga seperti diibaratkan naik sepeda MTB dengan gir depan kecil. Kondisi ini terjadi pada semua rentang rpm.

Alhasil, putaran mesin akan lebih tinggi di kecepatan yang sama dibandingkan saat menggunakan berat roller standar (13 gr).

Kondisi serupa juga terjadi saat menggunakan per CVT yang lebih keras. Puli bagian belakang (secondary sliding sheave) akan menahan agar rasio puli depan tetap besar, sehingga roller pun kian tertahan dalam kondisi seperti di atas. 

SOLUSI SETUP CVT

Langkah pertama adalah mencari tau kecepatan rata-rata yang biasa Sobat gunakan di kondisi harian. Seperti NMax OtoPintar yang kerap menggunakan kecepatan cruising direntang 50 – 60 km/jam untuk rute rumah – kantor. 

Dengan panduan ini, Sobat baru bisa menentukan berat roller dan kekerasan per CVT yang diinginkan, meski power mesin dan suara knalpot juga menentukan pemilihan kedua part ini. 

Hasil tes yang OtoPintar lakukan, saat menggunakan berat roller 9 gr rata dipadu per CVT TDR 115 lb/mm atau lebih dikenal dengan 1.500 rpm, putaran mesin berada direntang 6.000 – 6.700 rpm. Artinya, durasi kem telah berada di stage 2 alias VVA sudah bekerja. Suara knalpot dari muffler XMax semi free flow pun tetap mengintimidasi pengendara sekitarnya, seakan-akan memancing untuk kebut-kebutan. Hehehehe….

Akhirnya, berat roller pun dinaikan menjadi 11 gr rata. Hasilnya, putaran mesin di kecepatan cruising serupa pun turun menjadi 5.200 – 5.900 rpm. Keuntungannya, konsumsi BBM menjadi lebih irit kan? Catatan saat menggunakan Pertalite, konsumsi BBM direntang 27-28 km/l dengan metode full to full. Plus, suara knalpot menjadi lebih adem…

Saat dites akselerasi pun, ternyata hasilnya pun bisa sama persis. Akselerasi 0-100 km/jam mampu diraih dalam waktu 11.09 detik dengan jarak 187.4 meter.

Perbedaannya hanya pada putaran mesin di kecepatan puncak. Saat menggunakan berat roller 9 gr, finish di kecepatan 100 km/jam berada di 8.862 rpm. Sedangkan saat berat roller 11 gr, diangka 8.322 rpm. 

Artinya, paket Big Pully TDR telah diriset dengan tepat untuk memenuhi kebutuhan pengendara harian, saat dipadu dengan paket bore-up TDR dengan piston 63 mm. 

Nah, jika Sobat OtoPintar punya kecepatan cruising berbeda, silahkan tentukan berat roller dan kekerasan per CVT yang sesuai dengan kebutuhannya.

Jika power mesin belum terlalu besar, pilihan berat roller lebih ringan merupakan pilihan yang lebih baik. Hal ini bertujuan agar putaran mesin saat cruising sudah mendekati power maksimal dari mesin. Meski konsekuensinya, suara knalpot menjadi lebih bising.

Selamat mencoba…

[Dhany Ekasaputra]

About Dhany Ekasaputra 284 Articles
Experience 1. Racing Driver (1999-2002) 2. Testing Driver, e.g : Lamborghini Aventador, Lamborghini Gallardo, Lotus Elise, Nissan GT-R, Nissan Juke R, McLaren 650 S, etc (2001-2015) 3. Journalist Otosport (2001-2003) 4. Journalist Auto Bild Indonesia (2003-2009) 5. Technical Editor Auto Bild Indonesia (2009-2015) 6. Instructor Safety Institute Indonesia (2014-2016) 7. Operational Manager PT OtoMontir Kreasi Indonesia (2015-2017) 8. Managing Editor aftermarketplus.id (2017- )