AFTERMARKETPLUS.id - Duduk di depan kemudi Mazda CX-30, posisi berkendaranya terasa sangat rendah layaknya sedan. Mungkin karena mobil ini berbagi platform dengan Mazda 3 sedan dan hatchback.
Memang bidang pandang jadi sedikit terbatas, apalagi dashboardnya diposisikan agak tinggi. Tak aneh banyak fitur keselamatan aktif dan bantuan berkendara yang disajikan Mazda untuk pengemudi CX-30. Meski begitu, pengaturan posisi berkendara bisa diatur cukup mudah secara elektris 10-arah.

Langsung aja kita uji performanya. Di balik kap mesinnya tersimpan mesin 2,0 liter Skyactiv-G yang bertenaga 155 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 200 Nm pada 4.000 rpm. Di atas kertas, catatan ini memang yang terbaik di kelasnya.
Padahal mobil ini menjadi satu-satunya yang memakai mesin naturally aspirated. Lainnya dibantu turbo seperti KIA Seltos, Mitsubishi Eclipse Cross hingga BMW X1. Sedangkan Toyota C-HR atau Corolla Cross dibekali tenaga hybrid. Output Mazda CX-30 masih yang paling superior.

Sayangnya saat performanya diuji langsung di jalan, jujur tak terasa demikian. Penyaluran tenaga ke kedua roda depan melalui transmisi otomatis konvensional 6-speed sedikit menolong. Apalagi tersedia mode perpindahan gigi secara manual lewat paddle shift di lingkar kemudi. Intinya kalau ingin merasakan performa yang agak sedikit buas, wajib mengaktifkan mode berkendara sport. Karena mesin lebih sering diajak bermain di rpm tinggi untuk memberikan respons pedal gas yang instan.
Walaupun demikian, performa mesin Mazda CX-30 tetap dapat diandalkan menghadapi beragam kondisi jalan. Termasuk jalanan menanjak di daerah Bandung, Jawa Barat, tempat kami mengujinya.

Menghadapi jalanan berkelok khas pegunungan, nah disini kami mulai keasyikan. Filosofi Jinba Ittai atau kesatuan pengemudi dengan mobil masih bisa dirasakan. Meski pergerakan kemudi tak seintuitif versi sedan maupun hathback. Peredaman suspensi pun tak sekeras keduanya. Formula ini sukses menjaga stabilitas tanpa mengurangi kenyamanan berkendara.
Unsur berkendara yang sporty membuat ground clearancenya yang lebih tinggi 40 mm dibanding versi sedannya tak begitu terasa. Percaya atau tidak, bahkan jarak terendah mobil ini dengan aspal masih lebih tinggi 20 mm dari suadaranya, crossover compact Mazda CX-3.

Fitur bantuan berkendara dan fitur keselamatan yang dimiliki cukup banyak membantu pegemudinya. Sebut saja blind spot monitoring system, kamera mundur, rear cross traffic alert, lane departure warning system, lane keep assist, hingga smart city brake support yang bisa rem sendiri bila mobil berpotensi menghajar kendaraan di depan dan pengemudi terlambat bereaksi.
Seluruh fitur itu dikombinasikan dan bisa berfungsi ala mobil otonom melalui fitur radar cruise control. Bila diaktifkan, mobil dapat melaju tanpa pengemudinya menginjak gas. Lalu ia dapat menjaga jarak dan mengikuti kendaraan di depannya. Hebat kan!

Keselamatan seluruh penghuni kabin mobil ini pun dijamin oleh fitur keselamatan standar yang cukup lengkap. Rem ABS, EBD dan BA, Dynamic Stability Control, Traction Control, Hill Start Assist dan rem parkir elektrik tersedia. Pantas sudah Mazda CX-30 mengemban banderol mulai Rp 479,9 juta sampai Rp 519,9 juta.
Lantas bagaiman dengan catatan konsumsi bahan bakarnya? Saat kami uji, mobil ini mampu menghasilkan 10,9 kpl sejauh 100 km di jalan tol. Raihan ini terbilang cukup irit mengingat kapasitas mesinnya yang 2,0 liter tanpa bantuan induksi turbo ataupun hybrid.
[MNR]
#Mazda CX-30 #Test Drive Mazda CX-30

Author : pekik udi irianto > 2885 Articles
Pekik Udi Irianto mengenyam pendidikan di Vrije Academie voor de Beeldende Kunsten, The Haque, NL. Memulai karir di bidang otomotif sejak: 1994 : Fotografer Tabloid Otomotif. 2001 : Redaktur Foto Tabloid Otosport. 2003 : Redaktur Foto Majalah Auto Bild Indonesia. 2015 : Pemimpin Redaksi aftermarketplus.id.
List Comment
No Comment