AFTERMARKETPLUS.id – Generasi kedua Mercedes-Benz GLA diperkenalkan ke dunia pada 2019. Mobil ini berdiri di atas platform khusus penggerak roda depan yang baru.
Struktur rangka yang digunakannya berbagi dengan Mercedes-Benz GLB. Meski bersaudara, namun keduanya ternyata cukup berbeda.
Paling kontras jelas dari desain eksteriornya. Bila Mercedes-Benz GLB punya desain khas SUV (Sport Utility Vehicle) yang gagah mirip versi lebih kecil dari flagship SUV Mercedes-Benz GLS. Nah Mercedes-Benz GLA punya desain yang justru lebih mirip GLC.
Atap melandai bak coupe dan tampilan dinamis yang nyaris tak bersudut membuatnya terlihat ramah dipandang.
Jujur saja saat mengemudikannya, desainnya yang rapih dan sederhana membuatnya mampu membaur dengan SUV lainnya di jalanan.
Secara tampilan, mobil ini cocok buat Anda yang suka SUV nyaman dan praktis tanpa harus menjadi pusat perhatian.
Fitur Canggih dan Mewah
Walaupun tampil sederhana, tetap saja mobil ini adalah Mercedes-Benz. Kemewahan melekat erat pada brand premium asal Jerman ini.
Jadi walaupun GLA merupakan entry-level Mercedes-Benz di dunia, jangan harap mobil yang dijual mulai harga Rp 975 juta (off the road) ini tidak dibekali fitur yang memadai.
Apalagi unit yang kami uji ini, versi facelift yang meluncur di Indonesia pada Februari 2024. Dibanding versi sebelum penyegaran, ada beberapa perubahan yang dimilikinya.
Misalnya, panoramic sunroof, model setir khas AMG line, desain bumper depan dan belakang, model lampu LED depan-belakang, fender roda sewarna bodi, tambahan pintu bagasi model power tailgate dengan kick sensor, layar sistem multimedia 10,25 inci dengan sistem MBUX hingga fitur wireless smartphone charger.
Masuk ke dalam kabin, kesan high-tech langsung ditampilkan oleh lampu suasana kabin LED yang dapat diganti warnanya.
Cluster meter di belakang kemudi juga sudah memakai display digital dan desainnya dibuat terhubung dengan sistem multimedia.
Seperti Mercedes-Benz lainnya, konsol tengah yang memisahkan kursi pengemudi dengan kursi penumpang depan minim ornamen.
Anda tak akan menemukan tuas persneling di sana karena tuas pergantian giginya terdapat di dekat kemudi. Ya, semua kontrol kendaraan terpusat di kemudi. Mulai dari tombol pengaturan audio, cruise control hingga MID terletak di lingkar kemudi.
Lingkar kemudi model AMG memang jadi penuh dengan tombol. Tetapi efeknya dashboard terlihat lebih rapih dan elegan. Untungnya Mercedes-Benz masih menyisakan tombol pengaturan AC di dashboard. Jadi tak sulit menyetel suhu kabin sambil berkendara.
Kabin yang dinamis dipermanis akses karbon di dashboard. Seluruh jok sudah dibalut kulit. Bahkan lingkar kemudinya pun dibungkus kulit Nappa yang nyaman digenggam.
Jok model sport cukup memeluk tubuh dengan pengaturan posisi berkendara elektris. Pemilik Mercedes-Benz pasti tahu posisi tombol pengaturan kursinya terletak di door trim.
Menemukan posisi berkendara ideal semakin mudah karena posisi kemudi sudah tilt and telescopic.
Menariknya, kabinnya sekarang terasa lebih luas dibanding GLA generasi pertama. Tak hanya di kursi baris depan, tetapi juga saat duduk di kursi belakang.
Dimensinya yang berukuran panjang 4.412 mm, lebar 1.828 mm dan tinggi 1.616 mm juga menjanjikan bagasi yang cukup memadai. Kalau kurang kursi belakangnya dapat dilipat untuk volume bagasi yang lebih luas lagi.
Tetapi yang paling mengejutkan, rasa berkendaranya kini jauh berbeda dari GLA generasi pertama. Seperti apa rasa berkendara dan performanya? Simak di artikel selanjutnya ya!
[Rizky Satria]