TEST DRIVE NEW MINI COOPER (3-DOOR) ELECTRIC: Sedikit Lebih Dewasa

AFTERMARKETPLUS.id – Mini generasi terbaru meluncur di Indonesia pada GIIAS (Gaikindo Indonesia International Auto Show) 2025.

Versi terbarunya itu sekarang hadir pula dalam versi penggerak elektrik. Mini Cooper Electric datang dengan wujud yang sepenuhnya modern dan dilengkapi sistem multimedia canggih.

Kami menguji Mini Cooper (3-Door) Electric SE seharga kurang lebih Rp 1 miliar ini selama beberapa hari. Kami telah mengulas tentang eksterior dan sistem multimedianya. Kali ini kami secara spesifik akan membahas lebih dalam mengenai interior dan fitur yang dimilikinya.

Kabin yang sedikit lebih dewasa

Mini sejak awal memang dikenal punya tingkat kepraktisan berkendara yang tinggi. Mobil ini marwahnya dirancang agar pemiliknya tak perlu repot saat menggunakannya.

Misalnya, dimensinya yang kecil agar tak merepotkan saat dibawa masuk ke jalan sempit. Kabinnya pun selalu dibuat sederhana dan intuitif.

Namun di bawah arahan BMW, brand Mini dibuat lebih menyasar kawula muda sehingga menurut kami justru terkesan kurang dewasa.

Misalnya, desain instrumen dan tombol maupun kenop yang dibuat agak sedikit ‘nyeleneh’. Tombol power window misalnya, diletakkan tak di dekat jendela.

Atau menghidupkan mesin pakai tuas ala mobil klasik. Masih banyak hal lainnya yang justru bikin pengemudi awam harus belajar memahami terlebih dahulu mobil ini sebelum bisa megendarainya. Malah jadi kurang praktis.

Tapi di generasi terbarunya ini, Mini sepertinya sudah mulai beranjak dewasa. Ya memang menyalakan mesin caranya dengan memutar kenop permanen di dashboard seolah seperti memutar kunci kontak.

Ada cara lain yang lebih dewasa sebetulnya, yakni memencet tombol. Tetapi selebihnya mobil ini sudah banyak berubah.

Contohnya, tak ada lagi kenop putar kontrol pengaturan sistem multimedia. Semuanya dioperasikan secara layar sentuh. Kemudian tak banyak tombol di dashboard selain pengaturan AC, mode berkendara dan posisi transmisi.

Tombol power window sekarang sudah di door trim sehingga lebih mudah dijangkau saat ingin membuka jendela untuk tap kartu e-toll.

Desain interiornya juga lebih kalem. Tak banyak ornamen unik. Material plastik kurang mewah yang dipakai dulu sekarang dibalut material fabric. Area yang biasa disentuh jari atau tangan, jadi terasa lebih menyenangkan untuk disentuh dibanding sebelumnya.

Bahkan bukan hanya lebih nyaman disentuh dan dipandang, material yang digunakan di dalam interiornya merupakan material daur ulang.

Artinya mereka juga ingin berkontribusi terhadap lingkungan untuk membuat bumi menjadi lebih nyaman dihuni.

Tak hanya material polyester fiber yang 90 persen bahan daur ulang, atau kulit yang melapis interiornya dibuat dari 100 persen tekstil bekas, tetapi material alumunium yang digunakan velg juga 70 persen dari bahan bekas. Tak disangka, si bungsu di BMW ini sekarang sudah punya pandangan yang sedikit lebih dewasa.

Namun perlu diingat, tetap saja Mini adalah Mini. Dimensinya ringkas sehingga kabinnya pun tak seluas yang dibayangkan.

Mobil ini hanya punya 3-pintu sehingga untuk masuk ke kursi penumpang belakang yang sempit jelas agak repot. Pastinya juga, ruang bagasinya tidak terlalu besar. Begitupun dengan ruang penyimpanan di dalam kabin yang minimalis.

Bagaimana dengan performa penggerak listriknya? Lalu berapa jarak tempuhnya sekarang? Mini Electric sebelumnya dikeluhkan punya jarak tempuh yang sangat pendek. Nah kalau penasaran, baca ulasannya di artikel berikutnya ya!

[Rizky Satria]