REVIEW : Motor Listrik CHARGED Rimau

AFTERMARKETPLUS.id – Salah satu brand motor listrik di Indonesia – CHARGED – tengah kami coba untuk menguji fungsi motor sesungguhnya sebagai moda transportasi.

Rimau merupakan kasta tertinggi dari brand Charged yang dipersenjatai motor listrik 4.000 watt dengan dua buah baterai berkapasitas 60V/45A. Klaimnya mampu menempuh jarak hingga 200 km.

DESAIN
Mayoritas motor listrik di Indonesia, belum sanggup untuk meracik desain semenarik motor bensin pada umumnya, tak terkecuali Charged.

Harus diakui bahwa rancang bagun bodi Charged lebih terfokus pada fungsi, seperti hadirnya dual headlamp yang mampu memberikan penerangan cukup lebar, bracket untuk membawa barang atau boks di buritan, dek dengan dua pilihan posisi kaki pengendara, hingga busa jok yang cukup empuk.

Detail menjadi peer terberat untuk motor listrik yang kami temukan pada Charged Rimau.

Posisi duduk terasa nyaman saat digunakan untuk rute pendek, namun saat diajak berkendara cukup jauh, kontur rata jok membuat pinggang terasa cepat lelah.

Begitu pun saat motor hendak berhenti, badan perlu digeser kedepan agar kaki dapat menggapai permukaan jalan.

SUSPENSI DAN HANDLING
Harus diakui untuk suspensi, Charged Rimau terasa firm (tidak terasa keras namun juga tidak empuk). Komposisi lingkar roda 16 inci di depan dan 14 inci di roda belakang membuat pengendalian patut diacungi jempol.

Bobot motor seberat 135 kg terasa stabil dan memiliki grip ban yang mumpuni.
Sayangnya, handling yang oke ini tidak ditopang oleh ground clearance memadai.

Posisi standar terlalu rendah sehingga saat cornering kerap mentok dan sangat mengurangi keasyikan berkendara. Saat diukur, sudut kemiringannya tak sampai 40°.

Pun begitu saat melewati jalan rusak dengan beban penuh, suara gesekan kerap terdengar akibat rendahnya posisi standar.

PERFORMA
Charged Rimau menyediakan 3 pilihan speed limiter; mode 1 maksimum 45 km/jam, mode 2 = 65 km/jam dan mode 3 = 95 km/jam.

Pembagian ini sudah sangat tepat guna, dimana untuk lalu lintas di jalanan perumahan, mode 1 sudah lebih dari cukup.

Sedangkan untuk melaju di ruas jalan umum, mode 2 sangat direkomendasikan. Namun ketika berada di jalan lurus terbuka, mode 3 merupakan pilihan tepat agar ritme kecepatan berkendara tetap aman.

Bukaan gas juga terasa cukup halus, meski tetap tidak senatural motor bensin tentunya. Namun pengendara perlu sedikit mengubah kebiasaan, dimana tuas rem tidak dapat bekerja bersamaan dengan handel gas.

Cukup merepotkan saat berhenti di jalan menanjak yang terkadang membuat sistem menjadi error.

Yang menarik dari sebuah motor listrik adalah daya gelindingnya. Dimana tidak adanya teknologi regenerative braking untuk mengisi daya baterai, otomatis momentum motor ini akan terus melaju cukup kencang.

Jadi untuk membuat irit konsumsi daya baterai, pengendara perlu sedikit mungkin menekan tuas rem.

JARAK VS GPS
Kami mencoba mode 1 untuk menempuh jarak 25 km berdasarkan data GPS. Akurasi speedometer hanya berselisih 2 km lebih jauh (27 km).

Namun saat dikonversikan dengan data Range MID yang diklaim mampu menempuh jarak 280 km pada mode 1, ternyata saat mencapai lokasi menjadi 238 km alias berkurang sejauh 42 km.

[Dhany Ekasaputra]

About Dhany Ekasaputra 297 Articles
Experience 1. Racing Driver (1999-2002) 2. Testing Driver, e.g : Lamborghini Aventador, Lamborghini Gallardo, Lotus Elise, Nissan GT-R, Nissan Juke R, McLaren 650 S, etc (2001-2015) 3. Journalist Otosport (2001-2003) 4. Journalist Auto Bild Indonesia (2003-2009) 5. Technical Editor Auto Bild Indonesia (2009-2015) 6. Instructor Safety Institute Indonesia (2014-2016) 7. Operational Manager PT OtoMontir Kreasi Indonesia (2015-2017) 8. Managing Editor aftermarketplus.id (2017- )