AFTERMARKETPLUS.id – Anda menginginkan mobil hatchback 2-pintu berdimensi ringkas yang beringas dan menyenangkan dikemudikan? Pilihan paling tepat, Toyota GR Yaris ini. Kenapa?
Sejenak menoleh ke belakang sedikit, Toyota belakangan jarang bikin mobil sport yang asyik dikemudikan. Cuma ada Toyota 86 hasil kolaborasi dengan Subaru dan Toyota GR Supra yang hasil kolaborasi dengan BMW. Nah sekarang ada Toyota GR Yaris ini, hasil pengembangan Toyota sepenuhnya.
Tidak main-main, mobil ini syarat wajib yang harus dipenuhi Toyota agar mereka bisa ikut serta di World Rally Championship (WRC). Ya, setiap pabrikan yang turun di WRC wajib memenuhi syarat homologasi, yakni mobil yang digunakan harus berupa hasil pengembangan dari mobil yang juga dijual untuk umum bukan mobil khusus yang diciptakan untuk rally.
Walaupun sebetulnya banyak yang mengakali syarat ini. Jadi bukan mengembangkan mobil yang dijual umum untuk dipakai balap, tetapi sebaliknya. Mereka justru membuat mobil khusus WRC terlebih dahulu. Lalu demi memenuhi syarat homologasi, mobil itu mereka ubah agar street-legal dan menjualnya terbatas untuk umum. Salah satunya ya Toyota GR Yaris ini.
Ya, Toyota Yaris memang sudah ada sebelum mobil ini lahir. Tapi mobil ini seluruhnya berbeda dengan Toyota Yaris reguler yang dijual di Indonesia. Bahkan mobil ini pun berbeda dari Toyota Yaris yang dijual di Eropa. Hanya nama dan wajahnya saja yang mirip.
Tidak percaya? Di balik kap mesinnya tertanam salah satu mesin 3-silinder paling bertenaga di dunia. Mesin 1,6 liter turbocharged miliknya menghasilkan tenaga 261 PS pada 6.500 rpm dengan torsi puncak 360 Nm pada 3.000 rpm – 4.600 rpm. Performanya ini hanya kalah dari mesin 3-silinder Koenigsegg Gemera, supercar yang jelas berbeda dunia dengan GR Yaris.
Mesin kecil dengan output beringas itu menyalurkan tenaganya ke keempat roda (full-time 4-wheel drive) melalui transmisi manual 6-speed. Melihat performa dan penjelasannya di atas tadi, mungkin Anda mengira mobil ini mobil sport ini sangat tidak nyaman digunakan. Tetapi ternyata tidak demikian.
Pertama, pedal koplingnya tidak terlalu menyiksa. Transmisi manual dengan iMT (Intelligent Manual Transmission) juga membuat perpindahan gigi tidak telalu sulit dan perpindahannya terasa sangat mulus.
Sebagai mobil sport jelas kualitas bantingan suspensinya disesuaikan agar menghasilkan stabilitas berkendara yang baik di kecepatan tinggi. Struktur rangka yang kaku dan redaman suspensi yang keras memungkinkan mobil ini menikung tanpa gejala limbung berlebihan. Menariknya, suspensinya yang keras itu masih dalam batas kewajaran. Begitupun dengan bobot kemudinya yang cukup berat.
Kalau boleh disimpulkan, rasa berkendaranya kalau dipakai di dalam kota begini; guncanganya cukup terasa, pedal kopling dan bobot kemudi sedikit berat. Ground clearance yang rendah memberikan center of gravity yang baik untuk bermanuver.
Tetapi konsekuensinya, road noise sukses mengintrusi ruang kabin. Sedikit banyak kebisingan dihasilkan dari suara artikulasi roda yang memakai profil bertapak lebar. Hothatch ini berdiri di atas ban berukuran 225/40R18.
Bagaimana dengan kualitas interior, kelapangan kabin hingga performanya ketika dipacu kencang? Lalu fitur hiburan dan keselamatan apa yang dimilikinya? Tunggu artikel bagian keduanya ya!
[MNR]