Test Drive KIA Sonet: Fitur Unik Cuma Gimmick?

pekik udi irianto | 13 Mar 2021

Full Width Image

AFTERMARKETPLUS.id - Mencuri perhatian lewat tampilan yang memikat, KIA Sonet meluncur pada akhir 2020 lalu. Tak hanya menggoda lewat desain yang keren, KIA juga menawarkan Sonet dengan segudang fitur canggih. Terakhir, mobil ini dijual dengan harga mulai dari Rp 193 juta. Tapi unit tes yang kami coba kali ini adalah varian termahalnya berbanderol Rp 289 juta! Apakah mahal atau murah?

Eksterior

Pertama tentu kita bahas dulu eksteriornya. Desainnya jelas sangat modern. Wajahnya menyerupai KIA Seltos yang menjadi kakak sekaligus basis platform yang digunakannya. Tetapi mobil ini sangat berbeda dari Seltos, kenapa?

KIA Sonet buatan India ini di sana termasuk dalam segmen kendaraan berdimensi panjang kurang dari 4 meter. Tapi di sini dimensinya sedikit lebih panjang. Ia memiliki dimensi panjang 4.120 mm, lebar 1.790 mm dan tinggi 1.615 mm. Sebagai gambaran saja, bahkan dimensinya ini masih lebih pendek dari Suzuki SX-4 S Cross yang punya panjang 4.300 mm.

Melihat dimensinya, pesaing terdekat mobil ini adalah Nissan Magnite yang juga punya dimensi panjang kurang dari 4 meter. Tetapi Nissan Magnite dijual dengan harga jauh lebih murah, varian Nissan Magnite dijual Rp 238,8 juta. Itupun mesin yang digunakan Magnite juga lebih kecil, yakni 1,0 liter turbo. Otomatis performanya juga kalah dari KIA Sonet ini.

Boleh dibilang, kalau membandingkan dimensinya KIA Sonet bermain sendirian di harga ini. Jelas harga Rp 289 juta menjadi terasa mahal untuk ukuran crossover 5-penumpang berukuran ringkas. Pasalnya dengan harga semahal itu, banyak pilihan lain yang punya dimensi lebih besar dengan kapasitas angkut 7-penumpang, seperti Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, hingga kendaraan berjenis low SUV (Sport Utility Vehicle) seperti Toyota Rush, Daihatsu Terios ataupun Honda BR-V.

Mengesampingkan masalah dimensi dan harga, jujur desain mobil ini jauh lebih menarik ketimbang semua lawannya yang disebutkan di atas. Grille Tiger Nose di wajah menjadi identitas warisan turun termurun dari Peter Schreyer yang saat ini digantikan oleh Chief Design Officer, Karim Habib. Kesan mewah, modern dan sporty jelas membuatnya terlihat lebih mahal dari harganya.

Apalagi desainnya yang gagah membuatnya penampilannya terlihat lebih besar dari dimensi sebenarnya. Proporsinya sedap dipandang lantaran tak banyak sudut tajam di sekujur tubuhnya namun tetap mampu terlihat berotot. Dari samping desainnya pun sangat SUV.

Terlihat dari ground clearance 205 mm dan pelek berukuran 16-inci. Di atap pun ada ornamen roof rail khas crossover petualang. Begitupun dengan body cover di seluruh bodi bagian bawah yang terhubung dari bemper depan hingga bemper belakang. Nah belakangnya juga manis dengan ornamen mika yang menghubungkan kedua lampu kombinasi belakang LED.

Desain dan Kualitas Material Interior

Masuk ke dalam kabin, jujur cukup mengejutkan. Karena desainnya cukup mewah untuk ukuran mobil yang dijual seharga Rp 193 juta. Dashboard kokoh mendatar yang tinggi dilengkapi dengan banyak tombol pengaturan di dashboard bagian tengah. Nuansa sporty ditampilkan lewat tema warna gelap.

Layar sistem multimedianya tertancap di tengah dashboard. Tapi uniknya ada bingkai yang menyatu dengan topi cluster meter. Mungkin ingin meniru panel sistem multimedia digital berukuran besar yang menyambung dengan cluster meter digital milik Mercedes-Benz terbaru. Sayangnya meter cluster KIA Seltos tentu tak secanggih itu sehingga kalau menurut kami lebih baik layar sistem multimedianya dibuat melayang saja agar terlihat lebih natural dan keren.

Selain itu, kualitas material dashboard dan interiornya terkesan murahan. Tak ada material soft touch maupun padded di dashboard. Material plastik kasar tak hanya kurang memanjakan indera sentuhan, tetapi juga memerlukan perawatan yang ekstra. Terbukti sudah banyak baret di permukaan dashboard unit tes yang kami uji ini. Maklum mobil ini bukan mobil yang masih baru sekali. Ia sudah diluncurkan di Indonesia pada Novermber lalu. Untungnya seluruh jok dibalut kulit berkualitas. Motifnya pun menarik dengan ventilasi.

Posisi berkendara cukup baik dengan pengaturan 3-arah untuk kursi pengemudi. Sayangnya lingkar kemudi belum teleskopik, masih tilt saja. Tapi itu tak jadi soal karena tinggal geser maju mundur posisi duduk. Sesuai harganya, pengaturan posisi berkendara juga masih manual belum elektris. Ruang kepala di kursi depan jelas sangat cukup meskipun posisi kursi sudah disetel paling tinggi sekalipun.

Ruang untuk penumpang belakang juga masih cukup walaupun tak bisa dibilang lega. Apalagi ada sandaran tangan untuk penumpang belakang yang menambah rileks perjalanan panjang. Tetapi sayangnya kursi belakangnya ini tidak bisa direbahkan.

Sayangnya lagi, kursi belakangnya ini menyatu, tidak bisa dilipat terpisah 50:50 atau 60:40. Resikonya, fleksibilitas ruang kabin jadi berkurang. Misal, saat ingin memasukkan barang dengan dimensi panjang, kursi. Baris keduanya harus dilipat seluruhnya. Jadi tak tersedia ruang lagi untuk duduk kalau ada penumpang tambahan. Tetapi masih bisa ditolerir, karena ruang bagasi KIA Sonet menawarkan volume 392 liter yang cukup besar dengan bukaan mulut bagasi yang lebar pula.

Masih penasaran dengan KIA Sonet ini? Kepoin terus aftermarketplus.id ya.......

[MNR]

#Test Drive KIA Sonet

...
Author : pekik udi irianto > 2892 Articles

Pekik Udi Irianto mengenyam pendidikan di Vrije Academie voor de Beeldende Kunsten, The Haque, NL. Memulai karir di bidang otomotif sejak: 1994 : Fotografer Tabloid Otomotif. 2001 : Redaktur Foto Tabloid Otosport. 2003 : Redaktur Foto Majalah Auto Bild Indonesia. 2015 : Pemimpin Redaksi aftermarketplus.id.

Comment (0)

List Comment

No Comment