Test Drive: Mengajak Blusukan Mobil Listrik Wuling Air ev ke Gunung

pekik udi irianto | 16 Nov 2022

Full Width Image

AFTERMARKETPLUS.id - Ini bukan kesempatan pertama bagi kami untuk menjajal mobil listrik Wuling Air ev. Sebelumnya sudah beberapa kali kami membawanya. Tetapi kebanyakan pengujian dilakukan di daerah perkotaan.

Makanya waktu mendapat kesempatan dipinjami mobil mungil seharga Rp 238 juta sampai Rp 295 juta ini, terbersit di benak kami untuk mencoba mengajaknya bertualang ke wilayah perkampungan di daerah pegunungan.

Ketika mengujinya di jalanan aspal mulus Ibu Kota Jakarta, hampir tidak ada kendala berarti yang kami temui. Kami berharap pengujian melewati medan yang sedikit lebih beragam ini dapat mengungkap tabir yang selama ini tidak pernah terungkap. Benar saja, ada beberapa catatan yang sepertinya perlu menjadi dipertimbangkan Wuling sebagai pengembangan untuk versi facelift mobil ini.

Perjalanan dimulai dari Jalan Raya Cileungsi-Jonggol yang cukup padat. Kami kena macet sebentar di pertigaan Cibucil yang menjadi persimpangan arah Cibarusah dan Jonggol. Kebetulan jalanan agak menanjak.

Nah Wuling Air ev ini dibekali fitur electric parking brake dengan mode auto hold. Pengalaman kami menguji mobil dengan fitur ini cukup memudahkan situasi stop and go di kemacetan saat menemui tanjakan. Tetapi sesekali kami menemui kejanggalan. Karena ternyata rem parkir elektrik tidak aktif meski mobil sudah dalam keadaan diam sempurna. Padahal mode auto hold pun telah kami aktifkan.

Menurut pengalaman kami, jangan langsung lepas pijakan kaki dari pedal rem saat berhenti di tanjakan meski mobil sudah berhenti sempurna. Sepertinya Wuling Air ev butuh beberapa detik bagi rem parkir elektriknya untuk membaca situasi dan mengunci ban. Karena beberapa kali mobil meluncur mundur di tanjakan gara-gara melepas pijakan kaki dari pedal rem saat macet di tanjakan meski fitur auto hold rem parkir elektrik nya telah kami aktifkan di awal.

Apalagi kalau Anda berkendara dalam mode ECO. Mode berkendara ini memberikan respons pedal gas yang moderat. Butuh tekanan pada pedal gas yang agak dalam sampai akhirnya energi motor listriknya cukup untuk mendorong mobil menanjak. Saran kami, pastikan rem parkir otomatis aktif yang dapat dilihat dari lampu indikator LED pada tombol electric parking brake sebelum mengangkat pijakan dari pedal rem saat berhenti.

Kemudian meski lalu-lintas macet, tetap pilih mode berkendara sport di tanjakan. Tujuannya agar respons pedal gas lebih cekatan saat menanjak sehingga resiko mundur dan menabrak mobil di belakang dapat dihindari.

Selepas dari jalan raya yang padat, tibalah kami di jalanan perkampungan yang aspalnya bolong-bolong. Ternyata ketika dibawa di jalanan yang permukaannya tak mulus, mulai kelihatan kualitas NVH (noise, vibration and harshness) mobil ini.

Memang kami tidak melakukan pengukuran tingkat kebisingan lantaran tidak membawa decibel meter. Tetapi sepanjang perjalanan mulai terdengar suara-suara aneh di dalam kabin. Bukan hanya road noise dari roda dan wind noise saja, tetapi juga sesekali suara berdetak menyusup ke dalam kabin.

Aspal dan pasir yang terpental dari roda dan membentur bagian dalam fender juga cukup lumayan keras. Vibrasi dan shaking juga dapat kami rasakan kala melindas permukaan jalan yang aspalnya kasar. Pokoknya begitu kami tiba-tiba bertemu dengan jalan aspal yang mulus, suara-suara tersebut seketika hilang, kabin kembali senyap dan pengendaraan kembali terasa halus.

Sebetulnya semua itu wajar, karena mobil dalam keadaan bergerak dan artikulasi seluruh komponen yang bergerak di dalam mobil menghasilkan vibrasi dan suara kebisingan itu tadi. Apalagi mobil melaju di kondisi jalan yang abnormal.

Solusinya adalah dengan menambahkan peredaman di sekitar lubang roda, menggunakan material yang lebih menyerap suara pada bagian suspensi hingga menambahkan penebalan pada beberapa bagian struktur rangka atau subframe.

Masalahnya Wuling Air ev adalah mobil listrik. Konsumen tentu berharap tanpa adanya mesin pembakaran konvensional, Wuling Air ev dapat melaju lebih senyap dan lebih minim getaran. Tetapi menurut kami kebisingan dan getaran yang dirasakan masih dalam tingkat normal dan masih dapat diterima.

Namanya juga pengujian, tentu kami wajib menyampaikan kepada pembaca hasil pengetesan di lingkungan yang sesungguhnya. Termasuk di jalanan pedesaan di wilayah pegunungan seperti ini.

Kami salut sebetulnya karena Wuling Air ev tidak mengalami kesulitan berarti ketika menaklukan tantangan yang kami berikan. Perjalanan pulang-pergi dari Citra Indah menuju kawasan wisata off road Gunung Saat sejauh kurang-lebih 40 km berhasil dilewati dengan baik.

Bahkan kami sempat melakukan manuver putar balik di jalanan yang sangat sempit di tengah hutan tanpa kesulitan berarti. Begini ceritanya, ternyata jalan beton di depan kami putus. Dihadapan kami terhampar jalan offroad ekstrim yang tidak mungkin kami lewati menggunakan Wuling Air ev.

Mau tidak mau harus putar balik. Tetapi lebar jalan sangat sempit. Di sisi kanan ada tebing dn di sisi kiri jurang. Siapa sangka mobil berdimensi ringkas yang panjangnya tidak sampai 3 meter ini dapat menyelamatkan hidup kami.

Terakhir, justru ini yang kami tak pernah sangka sebelumnya. Selesai mengemudikan Wuling kami mampir sejenak untuk makan siang di Warung Ceu Edoh langganan kami di belakang RSUD Cileungsi. Lahan parkirnya di tanah becek.

Kontur jalanan rata tidak menanjak sama sekali Jalanan pun tidak ada genangan hanya permukaan tanah menjadi licin karena habis diguyur hujan. Siapa yang sangka kalau di jalan seperti ini, ban Wuing Air ev selip dan mobil tak bisa melaju keluar dari parkiran.

Sambil tersenyum bapak tua juru parkir membantu dorong kami keluar dari permukaan jalan yang licin itu. Inilah salah satu kompensasi dari ban kecil berukuran 12 inci yang minim grip di jalanan licin.

Walau menemukan banyak hal menarik yang baru kami ketahui ketika diuji di jalanan pedesaan di pegunungan, tetapi secara umum kami puas dengan performanya. Tanjakan berat sekalipun dapat dilewati dengan baik oleh mobil ini. Motor listrik bertenaga 26,7 kWh yang menggerakkan roda belakang juga sukses membuat bibir tersungging kala melaju kencang di jalanan berkelok yang menyenangkan.

Terakhir konsumsi energi baterainya. Unit yang kami uji tipe long range dengan jarak tempuh sampai 300 km. Perjalanan kami tempuh dalam waktu 2 jam sambil foto-foto dan mengambil video. Energi baterai awal saat berangkat sekitar 60 persen dan ketika kembali masih menyisakan daya 40 persen. Aman!

[MNR]

#Test Drive #Wuling Air ev #Air ev #Test Drive wuling Air ev

...
Author : pekik udi irianto > 2892 Articles

Pekik Udi Irianto mengenyam pendidikan di Vrije Academie voor de Beeldende Kunsten, The Haque, NL. Memulai karir di bidang otomotif sejak: 1994 : Fotografer Tabloid Otomotif. 2001 : Redaktur Foto Tabloid Otosport. 2003 : Redaktur Foto Majalah Auto Bild Indonesia. 2015 : Pemimpin Redaksi aftermarketplus.id.

Comment (0)

List Comment

No Comment