TEST DRIVE Mitsubishi Xpander Cross ke Gunung Batu Jonggol (Part-2)

pekik udi irianto | 05 Jan 2021

Full Width Image

AFTERMARKETPLUS.id - Sewaktu pertama kali keluar, Mitsubishi Xpander digadang sebagai MPV (Multi Purpose Vehicle) yang punya gaya SUV (Sport utility Vehicle). Namun siapa yang sangka kalau mereka menghadirkan varian beda yang punya aura SUV lebih kental, yakni Xpander Cross.

Di artikel sebelumnya kami sudah beberkan perbedaan mobil ini dari saudaranya, Xpander Ultimate. Nah kali ini kami menceritakan karakter berkendaranya.

Citranya sebagai MPV yang bisa dipakai bertualang, dipahat pada predikat cross (crossover) yang melekat pada namanya. Kami memahami, mobil ini dilahirkan untuk melawan kontestan sejenis dari brand lain seperti Suzuki XL-7 yang berdiri di atas basis Suzuki Ertiga. Memiliki peran penting dalam persaingan produk di segmen semi crossover, Mitsubishi tak hanya sekedar mendandani Cross dengan balutan ornamen body kit bergaya SUV saja.

Memang mesin tak berubah. Mesin 1,5 liter bertenaga 105 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 141 Nm pada 4.000 rpm dipakai juga untuk Cross. Begitupun dengan sistem transmisi otomatis 4-speed miliknya. Meski begitu, ada penyesuaian pada suspensinya.

Spesifikasi yang digunakan sebetulnya masih sama, yakni MacPherson Strut di depan dan Torsion Beam di belakang. Tetapi peredaman pegas dan caster angle diracik ulang agar mengulangi gejala limbung saat bermanuver di tikungan.

Perubahan ini diperlukan lantaran Xpander Cross memakai pelek berdiameter lebih besar dari Xpander Ultimate, yakni 17-inci. Akibatnya ground clearance atau jarak kolong meningkat jadi 225 mm. Catatan ini penting lantaran jarak kolong Xpander Cross ini bahkan lebih tinggi dari LSUV (Low SUV) Toyota Rush dengan 220 mm dan pesaing terdekatnya Suzuki XL-7 dengan 200 mm.

Terbukti saat dipakai melewati jalanan yang berlubang dan medan offroad ringan di jalan pedesaan Gunung Batu, Jonggol, Xpander Cross dapat melenggang tanpa tersangkut. Ketinggian kendaraan ini juga berpengaruh di musim penghujan seperti sekarang ini. Pengemudi Xpander Cross pun dapat lebih tenang melewati genangan air.

Melancong ke pedesaan dengan lansekap jalan pegunungan memang menjadi habitat yang tepat untuk menguji Xpander Cross. Kenyamanan berkendara khas MPV masih terasa sekali.

Benar itu penyesuaian pada suspensi dilakukan Mitsubishi, gejala limbung lebih dapat diminimalkan saat berkelok. Pergerakan mobil jadi lebih mudah diatur di beragam rentang kecepatan lantaran punya stabilitas berkendara yang sedikit lebih superior. Pergerakan kemudi pun terasa selaras dengan perubahan arah laju.

Kenyamanan kabin juga lebih baik lantaran Mitsubishi mengaku kabinnya ini lebih hening dibanding Xpander biasa. Salah satu faktornya karena terpasang cover mesin di balik kap mesinnya. Selain bagian depot mekanisnya terlihat lebih rapih, juga sukses membuat kesenyapannya mendekati 80 persen articulation index menurut Mitsubishi.

Performanya sendiri tak berbeda dari Xpander lainnya. Tetap mumpuni meskipun dipakai menanjak di medan yang cukup curam sekalipun. Konsumsi bahan bakarnya pun terbukti irit. Pengujian kali ini di rute kombinasi mencatat konsumsi BBM 11,5 km/liter.

Terakhir, fitur keselamatannya juga cukup mumpuni. Mobil ini dibekali Dual SRS airbag, Electronic Stability Control, Sensor parkir, Traction Control hingga Hill Start Assist. Fitur keselamatan standar berupa rem ABS (Anti-lock Braking System), EBD (Electronic brake Distribution) dan BA (Brake Assist) juga terpasang.

Kesimpulannya, Mitsubishi Xpander Cross tak hanya sekedar Xpander yang berdandan. Tampilan luarnya yang SUV banget cocok untuk diajak bertualang ke daerah pedesaan ataupun pegunungan yang agak menantang.

Terbukti mobil ini sampai di kaki Gunung Batu dengan mudah. Perjalanan menjadi terasa menyenangkan, nyaman dan tak melelahkan berkat basis MPV yang digunakannya.

[MNR]

#Test Drive #XPander #Xpander Cross #Batu Jonggol #Gunung Batu Jonggol

...
Author : pekik udi irianto > 2894 Articles

Pekik Udi Irianto mengenyam pendidikan di Vrije Academie voor de Beeldende Kunsten, The Haque, NL. Memulai karir di bidang otomotif sejak: 1994 : Fotografer Tabloid Otomotif. 2001 : Redaktur Foto Tabloid Otosport. 2003 : Redaktur Foto Majalah Auto Bild Indonesia. 2015 : Pemimpin Redaksi aftermarketplus.id.

Comment (0)

List Comment

No Comment