Test Drive New Mazda 2 Sedan: Lebih Istimewa

AFTERMARKETPLUS.id – Mazda 2 Sedan muncul di tahun 2022. Agak terlambat karena versi hatchback Mazda 2 sudah dijual jauh lebih dahulu, yakni pada 2015. Bahkan pada 2019, Mazda 2 hatchback telah mendapat penyegaran.

Tapi tak ada kata terlambat. Apalagi kini segmen sedan kembali ramai. Toyota Vios, Honda City hingga MG 5 GT hadir bermain di segmen yang sama dengan Mazda 2 Sedan.

Apalagi yang paling menggoda, harga Mazda 2 Sedan sama persis dengan Mazda 2 GT, yakni Rp 338,8 juta.

Lantas apa keistimewaan Mazda 2 Sedan dibanding versi hatchback atau GT? Apa juga keunggulan mobil ini dibanding kompetitor di kelasnya? Kita bahas lebih dahulu dari performa dan rasa berkendaranya ya!

Performa

Menggusung teknologi Skyactiv, mesin 1,5 liter 4-silinder Mazda 2 Sedan sama persis dengan yang digunakan saudara kembarnya, Mazda 2 GT. Tenaga yang dihasilkan 111 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 144 Nm pada 4.000 rpm.

Tenaga dan torsinya disalurkan ke kedua roda depan melalui transmisi otomatis 6-speed dengan mode perpindahan sequential yang sangat cekatan di setiap perpindahan giginya.

Performa Mazda 2 Sedan unggul terhadap Toyota Vios yang meghasilkan tenaga 106 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 138 Nm pada 4.200 rpm. Tetapi performa Mazda 2 Sedan kalah dibanding Honda City yang menghasilkan tenaga 121 PS pada 6.600 rpm dengan torsi puncak 145 Nm pada 4.300 rpm.

Tetapi yang membuat Mazda 2 Sedan istimewa dibanding kedua rivalnya itu, transmisi otomatis yang digunakan bukan jenis CVT (Continuous Variable Transmission).

Apalagi Mazda 2 Sedang menyediakan mode perpindahan gigi secara manual, baik lewat tuas transmisi maupun paddle shift.

Kalau melihat catatan spesifikasinya, Mesin Mazda 2 Sedan disetel dengan agar dapat menyalurkan torsi puncak di putaran mesin yang lebih rendah dibanding Toyota Vios maupun Honda City.

Begitupun dengan tenaga puncak yang muncul lebih cepat. Dapat disimpulkan mesin berteknologi Skyactiv-G menawarkan performa responsif di putaran mesin rendah.

Itu sebabnya penyaluran tenaga terasa instant ketika mobil diajak berakselerasi. Tarikan awal Mazda 2 Sedan yang responsif membuatnya lincah diajak bermanuver di jalanan yang padat. Namun saat dipacu dengan kecepatan tinggi di jalan tol, penambahan kecepatan terjadi secara gradual dan perlahan.

Apalagi tersedia mode berkendara Sport. Ketika diaktifkan, respons pedal gas terasa lebih cepat lagi. Putaran mesin selalu dipatok pada rentang rpm ideal untuk mengeluarkan performa maksimal kendaraan. Perubahan penyaluran tenga dari mode Normal ke mode Sport cukup drastis.

Menariknya kalau Anda geser tuas transmisi ke posisi manual, secara otomatis skenario berkendara Sport langsung muncul. Mode ini juga memberikan efek engine brake yang berguna saat dipakai menurun di jalanan pegunungan yang menantang.

Rasa Berkendara

Tetapi jujur saja, keistimewaan paling utama Mazda 2 Sedan terletak pada rasa berkendaranya. Kalau sebelumnya Mazda 2 punya karakter berkendara sport yang kuat, kini ada keseimbangan antara kesenangan mengemudi dengan kenyamanan berkendara.

Gambarannya begini. Mazda punya slogan Jinba-Ittai yang dalam bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai kesatuan antara kendaraan dengan pengemudi. Struktur rangka yang kaku memberikan kecekatan berpindah jalur secara luwes tanpa harus menyetel peredaman suspensinya menjadi keras.

Hasilnya, stabilitas berkendara bisa didapat tanpa mengurangi kenyamanan seluruh penghuni kabin. Jadi meski Mazda 2 Sedan dirancang sebagai sebuah mobil yang driver oriented, tetapi tidak memiliki bantingan suspensi yang keras. Keseimbangan antara kesenangan mengemudi dan kenyamanan berkendara Mazda 2 Sedan menjadi nilai lebih.

Meski harus diakui, unsur sport Mazda 2 agak sedikit berkurang. Lantaran kualitas bantingan suspensinya yang lebih baik dalam meredam guncangan, feedback atau respons artikulasi roda dengan permukaan jalan kurang dapat dirasakan pada lingkar kemudi. Akibatnya pengemudi jadi kurang begitu menyatu dengan kendaraan.

Untungnya pergerakan kemudi dan bobotnya masih terasa linear. Tidak sulit mengajak mobil ini bermanuver lincah di jalanan menantang.

Efek positif ini dihasilkan oleh teknologi G-Vectoring Control (GVC), yakni pendekatan pintar secara elektronis yang mengatur performa mesin dan penerapan rem dalam mengatur dinamika kendaraan secara aktif saat berkendara.

Jadi sebetulnya ketika menikung, tanpa disadari pengemudinya, Mazda 2 Sedan dapat mengurangi tenaga dari mesin ataupun menerapkan rem secara otomatis demi menghasilkan dinamika kendaraan yang ideal. Itu sebabnya, mobil ini begitu mudah dikemudikan pada berbagai tingkat kecepatan.

O ya, untuk konsumsi BBM kombinasi New Mazda 2 hasilnya seperti yang tertera di MID Tembus 12.2 Km/l.

[MNR]

About pekik udi irianto 2275 Articles
1. Otomotif Tabloid, PT Dunia Otomotifindo - Group of Magazine as Photographer from May 2, 1994 to June 14, 2001 2. Otosport Tabloid, PT Penerbit Media Motorindo - Group of Magazine as Photographer from June 15, 2001 to December 31, 2001 3. Otosport Tabloid, Automotive Media Supporting Unit, PT Penerbit Media Motorindo - Group of Magazine as Photo Editor from January 1, 2002 to December 31, 2002 4. Otosport Tabloid, PT Penerbit Media Motorindo - Group of Magazine as Photo Editor from January 1, 2003 to April 5, 2003 5. Auto Bild Magazine, PT Penerbit Media Motorindo - Group of Magazine as Photo Editor from May 6, 2003 to December 31, 2008 6. Photographic Section, Auto Bild Editorial Department, Automotif Media, Publishing II Division, PT Infometro Mediatama - Group of Magazine as Photo Editor from January 1, 2009 to October 31, 2014 7. aftermarketplus.id as Editor in Chief from August 2, 2015 to present