AFTERMARKETPLUS.id - Subaru kembali ke Indonesia tahun ini. Modalnya menggebrak pasar otomotif nasional cukup menjanjikan, yakni Subaru Forester.
SUV (Sport Utility Vehicle) memang sedang digemari. Kebetulan belum ada medium SUV di Indonesia yang menawarkan mesin boxer dengan sistem penggerak AWD (All Wheel Drive) seharga Rp 500 juta sampai Rp 600 jutaan.
Harus diakui, penjualan mobil berpenggerak AWD tak sebanyak yang berpenggerak 2 roda. Tapi jangan salah, penggemarnya juga tidak bisa dibilang sedikit.

Dibekali ground clearance yang tinggi, chasis yang seimbang dan sistem penggerak X-Mode yang luar biasa, Subaru Forester bukan hanya cocok dijadikan mobil berkendara harian yang nyaman, tetapi juga dapat menjadi tiket menuju petualangan Anda selanjutnya.
Sistem penggerak empat roda yang digunakannya jenis permanent all-wheel drive. Artinya mobil akan selalu berkendara dalam mode penggerak empat roda.
Sistem penggerak empat roda populer di negara dengan empat musim karena menjanjikan kemampuan pengemudinya mengendalikan kendaraan dengan lebih baik di kontur jalanan yang unik, seperti aspal bersalju.
Mobil dengan penggerak empat roda memang tak begitu populer di Indonesia karena tidak mengalami musim salju. Apalagi sebelum menganut sistem pajak berbasis emisi, pajak mobil 4WD (4-Wheel Drive) lebih mahal ketimbang mobil berpenggerak 2WD (2-Wheel Drive).

Nah masalahnya meski sudah menganut pajak berbasis emisi, ternyata harga mobil ini masih tak bisa dibilang murah. Subaru Forester di Indonesia dijual dalam dua varian, yakni Subaru Forester 2.0i-L seharga Rp 579,5 juta dan Subaru Forester 2.0i-S Eyesight seharga Rp 659,5 juta.
Dijual lebih dari setengah miliar, seberapa hebat Subaru Forester? Begini, Subaru terkenal sukses di dunia rally. Subaru Impreza WRX dan WRX Sti sukses menjuarai World Rally Championship (WRC) tahun 1995, 200 dan 2003. Makanya kami sangat tertarik untuk menguji performanya.
Kami mengajaknya menari di jalanan menantang. Kebetulan area kami mengujinya tertutup sehingga tak ada kendaraan lain yang melintas. Jadi kami bisa merasakan benar-benar performanya, Termasuk menguji stabilitas berkendaranya di jalanan yang rusak.
Performa
Mesin yang digunakan, tidak lain dan tidak bukan, mesin boxer 4-silinder berkapasitas 2,0 liter yang bertenaga 156 PS pada 6.000 rpm dengan torsi puncak 196 Nm pada 4.000 rpm.
Berbeda dari mesin 4-silinder segaris, mesin boxer punya konfigurasi pembakaran dalam yang pistonnya bergerak secara horizontal. Posisi piston yang bekerja saling berlawanan arah menghasilkan kinerja mesin yang halus dan memiliki keseimbangan yang baik.

Karena konfigurasi mesin dengan posisi piston horizontal, maka posisinya diletakkan rendah sehingga pusat gravitasi atau titik berat kendaraan menjadi rendah pula (low center of gravity). Lantaran itu, gejala body roll atau limbung jadi berkurang saat menikung dalam kecepatan tinggi.
Benar saja, mobil begitu menurut saat dikemudikan melewati jalanan menantang. Gejala limbung jelas masih ada, maklum saja Subaru Forester adalah SUV yang memiliki ground clearance setinggi 220 mm dan roda berdiameter 18 inci. Tapi tak sampai mengganggu pengendalian.
Namun stabilitasnya saat melaju kencang patut diacungi jempol. Menikung bisa dilakukan dengan kepercayaan diri yang tinggi karena tak banyak koreksi di kemudi. Hanya saja, jangan berharap Anda dapat merasakan kontak roda dengan permukaan jalan di kemudi.
Peredaman yang lembut sukses mengurangi kesenangan mengemudi. Pergerakan kemudinya juga tak terlalu instan, tetapi pergerakannya linear dan sesuai prediksi.

Bicara soal peredaman suspensi, harus diakui kualitas bantingan suspensinya sangat baik. Jalanan yang rusak bisa dilibas tanpa membuat penghuni kabin sakit pinggang. Ini lantaran Subaru Forester didesain sebagai SUV yang disiapkan untuk menghadapi jalanan offroad. Artikulasi keempat rodanya dirancang memberikan traksi maksimum di berbagai medan jalan. Makanya ayunan suspensinya cukup panjang.
Sayangnya, performa mesinnya sedikit ternoda oleh transmisi otomatis jenis CVT (Continuous Variable Transmission) yang sangat halus. Padahal kami mencoba performanya dalam mode berkendara Sport, tetap saja penyaluran tenaga ke keempat roda terbilang moderat. Untungnya torsi puncak 196 Nm dijamin membuat mobil ini dapat menaklukan tanjakan berat tanpa usaha berarti.
[MNR]
#Test Drive #Subaru #Test Drive Subaru Forester 2.0i-S Eyesight #Subaru Forester 2.0i-S Eyesight #Forester

Author : pekik udi irianto > 2937 Articles
Pekik Udi Irianto mengenyam pendidikan di Vrije Academie voor de Beeldende Kunsten, The Haque, NL. Memulai karir di bidang otomotif sejak: 1994 : Fotografer Tabloid Otomotif. 2001 : Redaktur Foto Tabloid Otosport. 2003 : Redaktur Foto Majalah Auto Bild Indonesia. 2015 : Pemimpin Redaksi aftermarketplus.id.
List Comment
No Comment