AFTERMARKETPLUS.id – Dahulu Mercedes-Benz terkenal sebagai mobil untuk orang tua. Bahkan anak muda enggan menggunakannya. Tapi di generasi yang baru saat ini, beberapa line up model Mercedes-Benz sangat cocok untuk anak muda. Bahkan rasa berkendaranya tidak kalah atau bahkan lebih baik dari BMW dan Audi.
Begitupun juga dengan Mercedes-Benz GLC 300 Coupe AMG Line. Nah sekarang kami akan membahas rasa berkendara sebuah Mercedes-Benz GLC 300 Coupe AMG Line.
Kami pun segera menyalakan mesinnya dengan tombol start stop.
Terdapat lima mode berkendara, yaitu Eco, Comfort, Sport, Sport Plus dan juga individual, dimana kita dapat mengatur sendiri mulai dari suspensi, steering hingga mesin, mau menggunakan mode apa. Karena mesin, suspensi, steering dapat kita atur juga apakah mau eco, comfort, sport atau sport plus.
Saat pengetesan efisiensi kami pun menggunakan mode eco. Meskipun menggunakan mode eco, hanya injak gas sedikit mobil sudah melaju.
Untuk mencapai kecepatan 100 km/jam, putaran mesin hanya menunjukan angka 1700 rpm. Di mobil ini juga terdapat fitur auto start stop engine. Saat mobil berhenti di lampu merah atau kemacetan, maka mesin akan mati sendiri.
Tak heran, untuk rute dalam kota kami mendapatkan catatan sebesar 1:8,3 km/l. Cukup irit mengingat ini sebuah SUV dengan teknologi 4Matic penggerak empat roda.
Dimana pesaingnya, yaitu BMW X4, pernah juga kami tes mendapatkan catatan bahan bakar rute dalam kota hanya 1:6 km/l. Sedangkan untuk rute tol, kami mendapat catatan 1:13,2 km/l. Terdapat juga fitur auto break, sehingga jika ada kendaraan lain memotong jalur kita, maka mobil akan mengerem sendiri.
Setelah pengetesan bahan bakar, kami pun mencoba mengendarai mobil dengan kapasitas mesin 1.991 cc 4 silinder dengan teknologi turbo bertenaga 245 dk dan torsi 370Nm ini dengan mode sport plus.
Rasanya sungguh berbeda. Suara raungan mesin jadi lebih besar, rpm jadi lebih tinggi. Saat pedal gas kami injak, mobil langsung melaju cepat. Terdengar suara ledakan di knalpot. Meskipun tidak sebesar mesin V6 atau V8 seperti pada AMG, tapi lumayan cukup menghibur.
Tentu hal itu juga akibat dari canggihnya transmisi otomatis 9G Tronic yang bekerja untuk menggerakan keempat rodanya. Sayang kami tidak bisa mengetes akselerasinya karena keterbatasan alat. Tapi dari data spesifikasi Mercedes-Benz, dari kecepatan 0-100 km/jam mobil ini hanya membutuhkan waktu 6,9 detik.
Handling juga lebih tajam, setidaknya jika dibandingkan GLC 250 Exclusive. Dengan suspensi sport sebagai fitur standar, Mercedes-Benz GLC 300 Coupe AMG Line mampu bermanuver lebih tenang di kecepatan lebih tinggi.
Lantas bagaimana dengan bantingan suspensinya. Kami mencoba di jalanan ibu kota yang banyak bergelombang dan rusak ini. Rasanya mirip C-Class.
Saat melibas polisi tidur juga cukup enak dan natural dibanding rivalnya, yaitu BMW X4. Sungguh luar biasa dan diluar ekspektasi kami!
Kesimpulan
Dengan harga Rp 1,229 Miliar (off the road), mobil ini cukup pantas dibeli. Karena meskipun sebuah SUV, tapi sensasi mengendarai sebuah sportcarnya sangat terasa. Mulai dari posisi duduk yang rendah, rasa susah masuk karena body landai dan jok nya yang semi bucket, pengendalian yang tajam, suara knalpot yang cukup berisik, dan lain-lain.
Selain itu dengan penggerak empat roda, mobil ini cukup irit. Bantingan suspensinya juga mirip seperti C-Classnya. Sayang tidak ada sunroof dan ambiance light di interiornya. Tapi jika dibandingkan pesaingnya, yaitu BMW X4, mobil ini lebih irit dan lebih lembut bantingannya.
Sangat cocok untuk Anda yang ingin sensasi sebuah sportcar, tapi juga ingin memenuhi kebutuhan keluarga.
[Gilang Budiman]
